5 Upaya Pelestarian Sungai Citarum di Program Citarum Harum 

Lingkungan semakin asri, bikin semakin happy #JabarJuara

Sungai Citarum adalah sungai di provinsi Jawa Barat dengan panjang 293 kilometer. Sebagai sungai terpanjang di Jawa Barat, Sungai Citarum menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan Jawa Barat. Hal ini dikarenakan kondisinya yang sempat sangat tercemar hingga menyita perhatian media-media dan organisasi nirlaba internasional.

Dilansir The Guardian (2018), air di Sungai Citarum telah tercemar aluminium, besi, dan mangan yang mengakibatkan jumlah ikan berkurang 60 persen sejak tahun 2008. Kondisi tersebut berdampak pada kesehatan dan ekonomi masyarakat yang bergantung pada Sungai Citarum.

Melihat hal tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bergerak cepat menangani masalah serius pada Sungai Citarum melalui program “Citarum Harum” yang diresmikan pada tahun 2018.

Program Citarum Harum menjadi salah satu upaya untuk mencapai #JabarJuara, visi yang diciptakan oleh Ridwan Kamil dalam pembangunan Jawa Barat demi manusia yang bahagia dan berkualitas.

Berikut adalah 5 upaya pelestarian Sungai Citarum dalam program Citarum Harum:

Baca Juga: Pemprov Jabar Aktifkan Zona 1 TPPAS Regional Sarimukti

1. Pemeliharaan kelinci untuk pupuk di Sektor 23

5 Upaya Pelestarian Sungai Citarum di Program Citarum Harum Pemeliharaan kelinci untuk pupuk di Sektor 23 (citarumharum.jabarprov.go.id)

Salah satu kontribusi oleh Sektor 23 yang berlokasi di Desa Tarumajaya, Bandung, adalah dengan memberdayakan dan melestarikan kelinci yang ada di lingkungan setempat. Pelestarian kelinci bertujuan untuk menggunakan dan mengolah urin kelinci menjadi pupuk alami.

Kolonel Inf Endang Nurmansyah selaku pemimpin Sektor 23 menambahkan jika perawatan kelinci dilakukan dengan memberi makan, membersihkan kandang, dan memberikan vitamin pada kelinci agar kesehatan imun kelinci terjaga dengan baik.

Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pertanian di Sektor 23 dengan penggunaan pupuk alami hasil olahan urin kelinci tanpa harus menyakiti kelinci-kelinci setempat.

2. Mesin penyedot sedimen sungai di Sektor 18

5 Upaya Pelestarian Sungai Citarum di Program Citarum Harum Mesin penyedot sedimen Sungai Citarum Sektor 18 (citarumharum.jabarprov.go.id)

Sedimen di Sungai Citarum menjadi salah satu permasalahan di program Citarum Harum. Untuk mempercepat pembersihan sungai, Sektor 18 menciptakan mesin penyedot sedimen yang mampu menyedot sedimen 24 meter kubik dalam waktu satu jam. 

Komandan Sektor (Dansektor) 18, Kolonel CZI Suyatrinu Wardedi menyatakan bahwa mesin penyedot sedimen memanfaatkan dua mesin diesel berbahan bakar solar. Ia juga menambahkan cara kerja mesin dengan memanfaatkan selang penyedot sepanjang 25 meter yang dipasang di atas perahu ponton agar dapat dioperasikan dengan mengikuti aliran sungai.

Mesin penyedot sedimen milik Sektor 18 diklaim bekerja lebih efisien dan ekonomis dari mesin berat seperti ekskavator dan tidak perlu memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya, sehingga mudah untuk digunakan. Menarik, ya!

Baca Juga: Satgas Citarum Harum Mulai Tertibkan Ribuan KJA di Waduk Djuanda

3. Partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat 

5 Upaya Pelestarian Sungai Citarum di Program Citarum Harum Partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat (citarumharum.jabarprov.go.id)

Program Citarum Harum yang menjadi salah satu agenda Jabar Juara mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah dari masyarakat itu sendiri. 

Seperti yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada Sabtu (13/2/2023) berkolaborasi bersama Satgas TNI Sektor 6 Citarum Harum menggelar kegiatan gotong royong bersih-bersih Sungai Citarum untuk merayakan HUT Republik Indonesia ke-76.

Fatih, Ketua HMI berharap kegiatan yang melibatkan 60 orang tersebut mampu mendorong kepedulian mahasiswa dan masyarakat untuk merawat kebersihan lingkungan.

Selain itu, Greeneration Foundation bekerjasama dengan berbagai organisasi nirlaba internasional dalam membuat project “Citarum Repair”. Dalam program Citarum Repair, sampah dan limbah akan dikelompokkan dan di daur ulang berdasarkan lima kategori sampah:

  1. Plastik kemasan keras
  2. Plastik lembaran
  3. Sampah organik
  4. Karet
  5. Residu

Program ini telah berhasil mengangkat dan mengelola lebih dari 325 ton sampah di Sungai Citarum. Program Manager Greeneration Foundation Wisya Aulia Prayudi berharap dapat mendorong percepatan dan upaya penyelesaian masalah sampah di sungai Citarum.

4. Transformasi sungai Kalimalang bak sungai di drama Korea

5 Upaya Pelestarian Sungai Citarum di Program Citarum Harum Sungai Kalimalang (citarumharum.jabarprov.go.id)

Sungai Kalimalang adalah sungai buatan di Bekasi yang bertujuan untuk mengalirkan air Sungai Citarum ke wilayah sekitar. Pada tahun 2018, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunggah rancangan desain Sungai Kalimalang miliknya di akun Instagram miliknya.

Mengacu pada desain tersebut, pemerintah daerah melakukan revitalisasi sungai tahap pertama pada September 2019 dan selesai pada tahun 2022. Ridwan Kamil berharap revitalisasi Sungai Kalimalang dapat dimanfaatkan masyarakat Kota Bekasi.

5. Pemanfaatan pupuk Bios 44 di Sektor 7

5 Upaya Pelestarian Sungai Citarum di Program Citarum Harum Ilustrasi penggunaan pupuk Bios 44 (pexels.com/Mike Greer)

Bios 44 adalah jenis pupuk yang bekerja dengan menggemburkan tanah yang tandus. Bios 44 sendiri merupakan hasil kerjasama TNI dan ahli biokimia molekuler yang digunakan untuk menjaga kestabilan tanah di Sumatera Selatan menjelang Asian Games 2018 agar tidak mudah terbakar.

Penggunaan Bios 44 pada Citarum Harum dengan harapan tanah-tanah yang telah tercemar dapat pulih dan dapat dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan masyarakat. Hasilnya, tanah-tanah di Sektor 7 bisa digunakan untuk bercocok tanam. Pada Senin (16/1/2023), Satgas Sektor 7 berhasil panen kacang tanah.

Komandan Sektor 7 Satgas Citarum Harum Kolonel Caj (K) Nurjanah Suat mengatakan bahwa pemanfaatan lahan dilakukan dengan hasil panen yang akan diberikan kembali ke masyarakat sekitar.

Perkembangan Sungai Citarum menjadi glow up butuh beberapa saat sampai hasilnya bisa terlihat. Banyaknya empati dan aksi nyata dari berbagai lapisan masyarakat mampu menciptakan perubahan jangka panjang. 

Hal ini sesuai dengan harapan Ridwan Kamil dalam program Jabar Juara yang berdampak positif dalam jangka panjang. Ia berharap agar selalu ada kenaikan progress 15 sampai 20 persen setiap tahunnya.

Baca Juga: 12 Warga Jabar Jadi Korban Perdagangan Orang, Ridwan Kamil Cari Solusi

Hamdiki Roziqi Photo Writer Hamdiki Roziqi

Content Writer in the making.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya