Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe Malang Pilih Naikkan Harga Jual   

Produsen tempe Sanan tetap berproduksi meski harga kedelai mengalami kenaikan. IDN Times/Alfi Ramadana
Produsen tempe Sanan tetap berproduksi meski harga kedelai mengalami kenaikan. IDN Times/Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Perajin tempe di sentra produsen tempe Sanan, Blimbing, Kota Malang memilih menaikkan harga jual. Hal itu dilakukan akibat harga bahan baku tempe, yakni kedelai mengalami kenaikan. Saat ini, harga kedelai per kilogram mencapai Rp 10.700. Padahal sebelumnya harga kedelai masih pada kisaran Rp 6.750 per kilogram. Kenaikan harga yang cukup drastis itu membuat para produsen tempe harus memutar otak lebih keras guna menjaga agar produksi mereka bisa tetap jalan. 

1. Kenaikan lebih tinggi daripada sebelumnya

Produksi tempe tetap berjalan normal meski harga kedelai naik. IDN Times/Alfi Ramadana
Produksi tempe tetap berjalan normal meski harga kedelai naik. IDN Times/Alfi Ramadana

Mustakim, salah satu produsen tempe menjelaskan bahwa kenaikan harga kedelai kali ini sangat tinggi jika dibandingkan sebelumnya. Kondisi tersebut membuat dirinya mau tidak mau harus menaikkan harga jual tempe untuk menutup biaya produksi. Untuk tempe ukuran normal yang biasanya dijual Rp1.500 per bungkus kini naik menjadi Rp2.000 per bungkus. Kenaikan ini tak bisa dihindari untuk menjaga agar dirinya tetap bisa produksi. 

"Harga dari kami memang dinaikkan. Karena produksi tempe itu tidak mungkin dalam jumlah sedikit. Kalau tidak dinaikkan maka selisih harga ini tentu sulit untuk menutupnya," katanya Selasa (8/6/2021). 

2. Tidak sampai mengurangi produksi

Produksi tempe di Sanan tetap berjalan normal meski harga kedelai naik. IDN Times/Alfi Ramadana
Produksi tempe di Sanan tetap berjalan normal meski harga kedelai naik. IDN Times/Alfi Ramadana

Produsen tempe, kata dia, memang tidak punya pilihan lain. Di sisi lain mereka juga tak mungkin mengurangi kapasitas produksi. Jika hal itu dilakukan maka juga akan berdampak pada pekerja. Para produsen tak ingin sampai ada pengurangan pekerja lantaran kenaikan harga tempe.  "Alhamdulillah kami tidak sampai melakukan pengurangan produksi. Kapasitas produksi tetap stabil pada 1 ton setiap harinya," imbuhnya. 

3. Tidak sampai ada kelangkaan

Produksi tempe di salah satu perajin sentra tempe Sanan tetap normal seperti biasa. IDN Times/Alfi Ramadana
Produksi tempe di salah satu perajin sentra tempe Sanan tetap normal seperti biasa. IDN Times/Alfi Ramadana

Sejauh ini, meskipun harganya naik, Mustakim mengakui bahwa dirinya tak pernah kesulitan mendapatkan kedelai. Koperasi di sentra produksi tempe Sanan selalu menyediakan kedelai dengan kualitas bagus. Hanya saja, dalam beberapa waktu terakhir, fluktuasi harga kedelai tak bisa diprediksi. 

"Kalau bahan bakunya selalu ada tidak sampai langka. Tetapi memang harganya tidak bisa diprediksi sekarang," sambungnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us