Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Acara diskusi jelang peringatan Hari Perempuan Sedunia di Kantor PBB Indonesia, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Acara diskusi jelang peringatan Hari Perempuan Sedunia di Kantor PBB Indonesia, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Intinya sih...

  • UN Women soroti 30 tahun Deklarasi Beijing jelang Hari Perempuan Internasional 2025
  • Indonesia mencatat kemajuan di bidang kebijakan kesetaraan gender, terutama terkait perlindungan terhadap tindak pidana kekerasan seksual dan perdagangan orang
  • Kebijakan kesetaraan gender telah ada sejak 2000, namun masih ada tantangan terutama dalam sektor ketenagakerjaan dan kepemimpinan perempuan di perusahaan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - UN Women menyoroti 30 tahun Deklarasi Beijing, jelang peringatan Hari Perempuan Internasional 2025 yang jatuh pada 8 Maret.

Kepala Program UN Women, Dwi Yuliawati, mengatakan sejak disepakati pada 1995, Deklarasi Beijing menjadi landasan penting dalam mewujudkan kesetaraan gender di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

1. Kebijakan di Indonesia dinilai sudah progresif

Acara diskusi jelang peringatan Hari Perempuan Sedunia di Kantor PBB Indonesia, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Dwi mengatakan, Indonesia telah mencatat berbagai capaian penting dalam kebijakan kesetaraan gender. Salah satu kemajuan yang signifikan ialah kebijakan terkait perlindungan terhadap tindak pidana kekerasan seksual dan perdagangan orang (TPPO). 

"Di Indonesia yang kita lihat adalah pertama, kebijakan. Kebijakan Indonesia itu sudah sangat progresif sebenarnya, termasuk di antaranya kebijakan mengenai penjagaan tindak pidana kekerasan seksual. Kemudian TPPO juga kita sudah punya rencana aksinya, banyak sekali rencana aksi-rencana aksi yang merupakan kebijakan turunan yang sudah dilakukan di Indonesia," kata Dwi saat ditemui di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025).

2. Perkembangan kebijakan kesetaraan gender

ilustrasi gender (pexels.com/Tim Mossholder)

Dwi menuturkan, kebijakan yang mengedepankan kesetaraan gender telah ada sejak 2000. Sehingga ia menganggap kebijakan yang ada saat ini menjadi salah satu indikator kemajuan yang patut dicatat. 

Di sisi lain, kata Dwi, data statistik gender di Indonesia menunjukkan perkembangan positif dalam pemantauan kesetaraan gender.

"Kemudian juga data-data kita, data statistik kita, data gendernya sudah cukup baik, gitu ya. Itu yang menjadi salah satu catatan penilaian terbaik dari hasil report Beijing kemarin, yang juga disubmit oleh Indonesia," ungkap dia.

3. Kesetaraan gender di sektor ketenagakerjaan jadi sorotan

ilustrasi pekerjaan manajer proyek (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Kendati, Dwi menegaskan, masih ada berbagai tantangan yang harus diatasi, terutama keseteraan gender dalam sektor ketenagakerjaan dan kepemimpinan perempuan di perusahaan. Dia menyebut, sebenarnya partisipasi perempuan sudah berangsur naik, teapi tidak terlalu signifikan.

"Evaluasi spesifik kalau per sektor dan ini tidak khas Indonesia karena banyak negara di Asia Pasifik mengalami hal yang sama. Yang pertama adalah soal tingkat partisipasi angkatan kerja, itu masih stagnan. Tapi sudah ada kenaikan, tapi gapnya masih belum sampai 25 persen, masih 29 persen sekarang. Yang kedua adalah dan terkait juga dengan misalnya kepemimpinan perempuan di perusahaan, dari 200 perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia misalnya, CEO perempuan cuma 8," jelasnya.

Editorial Team