Kasus Pria Jaktim Tewas saat Live TikTok, Pengacara: Bukan Bunuh Diri

Pengacara pihak korban menemukan kejanggalan dalam kasus ini

Jakarta, IDN Times - Pengacara pihak keluarga korban, Dosma Roha Sijabat, meyakini SS (29) bukan tewas karena bunuh diri, tapi dibunuh. Meninggalnya SS ini menjadi sorotan publik karena ada live TikTok yang mempertontonkan aksi dugaan bunuh diri tersebut.

"Dugaan saya secara hukum dan saksi-saksi serta beberapa petunjuk, bahwa mendiang meninggal bukan karena bunuh diri tetapi pembunuhan berencana," kata Dosma kepada IDN Times, Sabtu (18/9/2021).

Menurut Dosma, terdapat sejumlah kejanggalan dalam live bunuh diri di TikTok tersebut. Apa saja?

1. Kaki SS seperti ditarik seseorang

Kasus Pria Jaktim Tewas saat Live TikTok, Pengacara: Bukan Bunuh DiriKuasa Hukum keluarga korban berinisial SS (29) Dosma Roha Sijabat membantah kliennya bunuh diri dengan cara mempertontonkan aksi bunuh diri secara langsung di aplikasi TikTok di kawasan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur (Dok. Istimewa)

Live TikTok kasus tewasnya SS ini diperkirakan dimulai pada 2 September 2021 pukul 22.00 WIB. Terdapat tiga sesi live, yang disaksikan sekitar 100 orang secara bergantian berdasarkan daftar penonton live.

Selang beberapa jam, pada 3 September 2021 pukul 00.30 WIB, terlihat dalam penggalan video live TikTok, SS telah tergantung.

"Selain itu adanya penggalan video yang sempat terekam di Tiktok dan disiarkan secara langsung, terlihat kaki mendiang ditarik oleh seseorang," papar Dosma.

Baca Juga: TikTok Luncurkan Fitur untuk Bantu Pencegahan Bunuh Diri

2. Diduga ada yang hapus akun TikTok dan riwayat telepon di HP SS

Kasus Pria Jaktim Tewas saat Live TikTok, Pengacara: Bukan Bunuh DiriIlustrasi TikTok. IDN Times/Arief Rahmat

Dosma mengungkapkan kejanggalan berikutnya, sebelum handphone SS diamankan polisi, akun TikTok SS sudah terhapus. Selain itu, riwayat telepon masuk, chat hingga daftar nomor kontak juga menghilang.

Tidak hanya itu saja, kata Dosma, saksi yang menyaksikan live TikTok tersebut mengaku melihat ada beberapa orang di dalam kamar SS. Bahkan, SS disebut sempat diberi minuman keras dicampur pil.

"Padahal, mendiang tidak pernah merokok dan minuman keras," ucap Dosma.

Selain itu, Dosma menilai SS adalah pribadi yang baik. SS menurutnya dikenal sebagai Tiktokers yang konsisten memberikan motivasi.

3. Pengacara klaim kantongi tujuh nama terduga pelaku pembunuhan

Kasus Pria Jaktim Tewas saat Live TikTok, Pengacara: Bukan Bunuh DiriKuasa Hukum keluarga korban berinisial SS (29) Dosma Roha Sijabat membantah kliennya bunuh diri dengan cara mempertontonkan aksi bunuh diri secara langsung di aplikasi TikTok di kawasan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur. (Dok. Istimewa)

Dosma menyerahkan penyelidikan kasus tewasnya SS ini ke Polsek Jatinegara. Namun, ia mengklaim sudah mengantongi tujuh nama terduga pelaku dalam kasus tersebut.

"Terkait tujuh nama terduga belum bisa saya ungkapkan, karena tidak ingin mendahului pihak kepolisian," kata Dosma.

Ia mengaku tergerak mengungkap kasus tewasnya SS untuk membantu keluarga korban, meski tidak menerima imbalan.

4. Diduga karena masalah utang

Kasus Pria Jaktim Tewas saat Live TikTok, Pengacara: Bukan Bunuh DiriIlustrasi Utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dosma menduga kasus yang menimpa SS dilatarbelakangi utang piutang atau masalah pribadi.

"Sampai saat ini motif tersebut diduga adanya masalah pribadi dengan beberapa orang pelaku dan uang mendiang yang akan ditagih kepada pihak tertentu," kata Dosma.

IDN Times sudah mencoba menghubungi pihak kepolisian terkait kelanjutan penyelidikan kasus tewasnya SS, namun belum mendapatkan respons.

Baca Juga: Gegara Utang, Pria di Sleman Habisi Tetangga lalu Bunuh Diri

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya