Menengok Pulau Panjang, 'Raksasa Tidur' di Utara Jakarta

Sandiaga berencana membangun pulau dan resort mewah di pulau ini

Jakarta, IDN Times – Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga tidak langsung pulang usai mengunjungi pulau Tidung dan pulau Pramuka, Selasa (27/2). Pria yang akrab disapa Sandi ini kembali mengunjungi salah satu pulau di Kepulauan Seribu, yakni Pulau Panjang. Pulau ini terletak 64,3 kilometer dari daratan Jakarta.

Ia tiba di Pulau Panjang sekitar pukul 16.30 WIB, bersama anggota DPR Aryo Djojohadikusumo, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Darjamuni, dan Bupati Pulau Seribu Irmansyah.

1. Pulau tanpa penghuni yang sulit dijangkau

Menengok Pulau Panjang, 'Raksasa Tidur' di Utara JakartaIDN Times/Helmi Shemi

IDN Times mengikuti Sandi yang langsung berjalan ke sebuah jalan beraspal panjang di dalam pulau Panjang itu. Kami memarkir kapal kami di sisi pulau dan berjalan kaki ke dalam. Namun berjalan ke jalan beraspal panjang itu tidak mudah. Hanya ada tempat berjalan dengan lebar kurang dari 60cm yang terbuat dari batu karang. Sebelah kanan jalan setapak itu adalah laut dan sebelah kiri tumbuh tanaman liar dengan tanah yang lembek.

Dari tepian pantai, setelah melalui jalan setapak kecil itu, kami harus berjalan sekitar 300 meter sebelum tiba di jalan beraspal itu. Kamu tidak akan menemukan apa-apa kecuali tanaman liar dan jalan beraspal. Ya, tanpa penghuni atau bangunan.

Baca juga: Kunjungi Pulau Tidung, Sandiaga 'Pipis' di Laut

2. Tersandung masalah dan tidak dilanjutkan

Menengok Pulau Panjang, 'Raksasa Tidur' di Utara JakartaIDN Times/Helmi Shemi

Sandi dkk berjalan hingga ujung jalan beraspal itu. Pulau itu sendiri memiliki panjang kurang lebih 1,1 km. Jalan panjang beraspal itu sendiri memiliki panjang kurang lebih 940x23 meter. Pada 2006 Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu telah melaksanakan pengembangan Bandar Udara Pulau Panjang. Sayangnya pembangunan itu tersandung permasalahan.

“Ini sebelumnya tidak pernah aktif. Karena belum selesai, sudah tersandung permasalahan. Jadi ini sayang sekali, memang. Tapi ya sudahlah. Yang lalu, sekitar 12 tahun lalu,” kata Sandi.

12 tahun silam, Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu berencana menjadikan pulau Panjang sebagai bandara dengan ukuran landasan pacu 1.400 meter x 30 meter sehingga menjadi bandara kelas III C. Sayangnya pengembangan itu membutuhkan reklamasi yang pembahasannya terhenti di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Fauzi Bowo.

3. Rencana awal pembangunan

Menengok Pulau Panjang, 'Raksasa Tidur' di Utara JakartaIDN Times/Helmi Shemi

Sandi pun berencana membangkitkan Pulau Panjang ini. Cara pertama adalah dengan mengurus adminstrasinya. Ia pun berharap proses itu berjalan cepat sehingga pembangunan bisa dimulai pada 2019. Sandi pun berencana menyampaikan pembangunan ini ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kita akan mengurus administrasinya dulu di Badan Pengola Keuangan Daerah dan Badan Pengelola Aset Daerah.  Karena ini pernah menjadi sebelumnya adalah temuan, kita pastikan legalitas dari aset ini tiada masalah. Mudah-mudahan kalau bisa dipercepat, di APBD perubahan atau di 2019 kita akan wujudkan,” ujar Sandi.

Dalam pembangunannya Sandi berharap akan menggunakan dana pihak swasta dalam bentuk kemitraan. “Kalau sistem anggarannya akan dibebankan ke swasta dalam bentuk kemitraan,” sebutnya.

4. Raksasa Kepulauan Seribu yang tertidur

Menengok Pulau Panjang, 'Raksasa Tidur' di Utara JakartaIDN Times/Helmi Shemi

Pulau Panjang ini disebut Sandi sebagai sleeping giant Kepulauan Seribu. Alasannya ia yakin dapat ‘membangunkan’ pulau ini dan menjadikannya raksasa pariwisata di Indonesia.

“Karena ini akan menjadi raksasa pariwisata Indonesia. Ini adalah momentum pembangunan kita. Sudah ada dibangun landing street di pulau Panjang ini,” kata Sandiaga.

5. Imajinasi Sandi mempercantik Pulau Panjang

Menengok Pulau Panjang, 'Raksasa Tidur' di Utara JakartaIDN Times/Helmi Shemi

Sandi membayangkan bagaimana mempercantik pulau Panjang ini. Mulai dari menghidupkan pariwisata dan menciptakan hingga 2.000 lapangan kerja, termasuk menghadirkan 3 resort kelas dunia dalam 5 tahun ke depan di Kepulauan Seribu yang salah satunya berada di Pulau Panjang.

“Kita harapkan nanti ke depan bisa dengan bupati di sini. Kita punya bandara yang menjadi hak bagi ekowisata di sini. Dan ini akan menunjang keinginan kita untuk menghadirkan paling tidak 3 resort kelas dunia untuk lima tahun ke depan. Bisa Satu di Pulau Panjang. Dan juga untuk yang menengah ke bawah, kita akan kembangkan berbasis digital. Homestay-homestay yang ada di sekitar wilayah Kepulauan Seribu ini,” jelasnya.

Selain itu ia membayangkan bagaimana nantinya bandar udara ini dapat menjadi feeder bagi berbagai pulau resort yang ada di Kepulauan Seribu. Namun dengan panjang pulau yang hanya 1,1Km, menurut Sandi hanya pesawat jenis ATR yang hanya bisa menampung 50-70 orang.

“Kalau kita lihat bisa untuk pesawat yang kecil. Yang mungkin berpenumpang 20-30 penumpang. Kalau misalnya diperlukan lebih, kita tidak segan-segan untuk menambah panjang landasan. Dan berikutnya adalah yang ATR. Yang ATR itu bisa 50-70 kursi,” paparnya.

6. Sudah ada pihak swasta yang berminat

Menengok Pulau Panjang, 'Raksasa Tidur' di Utara JakartaIDN Times/Helmi Shemi

Bupati Kepulauan Seribu, Irmansyah, menyatakan sudah ada pihak swasta yang berminat melakukan corporate social responsibility (CSR) untuk mendukung Pulau Panjang ini. Namun ia enggan mengungkapkan siapa pihak swasta yang tertarik karena ini rencana tahun lalu.

“Beberapa CSR sudah menyatakan berminat untuk mendukung ini. Jadi satu kapal itu tidak terlalu mahal. Sudah ada tapi belum bisa saya sebutkan. Sudah tahun lalu ketika konsep saya sampaikan dan beberapa mereka tertarik,” katanya.

CRS nantinya dilakukan dalam bentuk kapal feeder yang akan berlabuh di dermaga Pulau Panjang dan menuju resort yang ada di Kepulauan Seribu. Irmansyah berharap kapal yang dihadirkan dengan harga sekitar Rp150 juta itu dapat didesain sedemikian rupa dengan lantai kapalnya terbuat dari kaca sehingga wisatawan dapat melihat jernihnya laut di Kepulauan Seribu.

“Bisa jadi kapal CSR itu didesain, paling kapal itu harganya Rp150 jutaan. Nanti di tengah di kasih glass. Sehingga sambil jalan bisa liat pemandangan di bawah air. Kan Kepulauan Seribu jernih,” kata Irmansyah.

Baca juga: 7 Wisata Indah yang Dilewatkan Sandiaga Uno, Sayang Banget Ya Pak!

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya