Puluhan Millennials dari Asia Tenggara Observasi Kali Ciliwung

Sampah bisa menyebabkan kerusakan laut loh

Jakarta, IDN Times - Swietenia Puspa Lestari mendayung perahu karet di bagian depan, sambil sesekali menjelaskan tentang Kali Ciliwung yang kami arungi. Tenia, begitu ia disapa menunjuk banyaknya sampah yang membuat Kali Ciliwung tercemar.

“Kita bisa lihat banyaknya sampah mengambang yang mungkin sudah puluhan tahun ada,” kata Pendiri dan Direktur Eksekutif Divers Clean Action (DCA) ini di Kali Ciliwung, Jakarta, Minggu (5/8).

DCA adalah LSM yang dipimpin pemuda Indonesia yang fokus pada masalah sampah laut. Organisasi ini meneliti tentang puing-puing laut di Indonesia melalui kolaborasi dengan universitas, komunitas pesisir, lembaga penyelam, dan pemangku kepentingan lainnya.

1. Kali Ciliwung paling tercemar

Puluhan Millennials dari Asia Tenggara Observasi Kali CiliwungIDN Times/Helmi Shemi

Tenia bersama 61 pemuda berusia 18-25 yang mewakili 11 negara di Asia Tenggara berkumpul bersama selama lima hari, dalam workshop dan peninjauan lapangan di Lokakarya Regional YSEALI 2018 tentang Mencegah dan Memerangi Puing Laut di Lautan Asia Tenggara.

Salah satu agenda mereka adalah melakukan peninjauan Kali Ciliwung menggunakan perahu karet yang dimulai dari Pusat Gerakan Ciliwung Bersih, dan berakhir di stasiun Tanah Abang.

“Kenapa yang diobservasi Kali Ciliwung? Karena yang paling kelihatan tercemar. Padahal, ada banyak komunitas yang ngeroyokin Kali Ciliwung. Jadi kita mau tunjukin ‘Ini loh yang paling penting adalah komunitas lokal yang juga mendukung kita untuk membersihkan kali',” kata Tenia.

2. Sampah di kali yang mencemari laut

Puluhan Millennials dari Asia Tenggara Observasi Kali CiliwungIDN Times/Helmi Shemi

Tenia menilai permasalahan sampah tidak hanya sebatas di kali, namun juga lautan secara umum. Dalam beberapa kali kesempatan saat menyelam, ia dibuat heran dengan banyaknya sampah yang ia temukan, alih-alih terumbu karang dan ikan.

“Rata-rata kami adalah penyelam. Kami suka menyelam di seluruh Indonesia, tapi yang ditemuin bukan ikan, malah sampah, suka kesal sendiri abis bersihkan sampahnya dikemanain, harus ke mana. Kalau udah dibawa dan didata harus dilaporkan ke mana?” keluh dia.

Baca Juga: Melihat Perjuangan Petugas yang Bersihkan 'Pulau Sampah' di Sungai Ciliwung

3. Sampah bukan cuma masalah Indonesia tapi juga negara tetangga

Puluhan Millennials dari Asia Tenggara Observasi Kali CiliwungIDN Times/Helmi Shemi

Menurut Tenia, permasalahan sampah tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga negara ASEAN lainnya. Ia mencontohkan dalam sebuah acara membersihkan sampah di Bali, ia menemukan sampah yang berasal dari negara lain. Begitu juga saat membersihkan sampah di Kalimantan.

“Kita pikir gak cukup hanya dengan workshop karena masalah sampah bukan cuma di Indonesia doang, tapi juga ketika bersih-bersih di Bali nemu sampah di Bali, kita bersih-bersih sampah di Kalimantan kita nemu sampah dari Filipina, dari Malaysia yang mereknya gak dijual di Indonesia. Itu kan aneh,” ujar dia.

Berangkat dari masalah itulah, DCA bekerja sama dengan kedutaan besar AS di Jakarta untuk membuat suatu forum untuk regional ASEAN yakni YSEALI.

“Akhirnya kita ke US embassy. Yuk kita bikin regional ASEAN biar kita sharing, kita ke Jakarta, lihat masalahnya seperti apa, ada gak sih solusi (untuk penangangan sampah) yang diterpain di sini. Begitu juga sebaliknya,” ujar dia.

4. Tidak hanya Kali Ciliwung

Puluhan Millennials dari Asia Tenggara Observasi Kali CiliwungIDN Times/Helmi Shemi

Kali Ciliwung hanya salah satu agenda observasi DCA bersama 61 millennials dari 11 negara ASEAN. Nantinya mereka juga akan melihat berbagai tempat seperti laut, pulau-pulau kecil di Jakarta, termasuk resort yang ramah dan tidak ramah lingkungan.

“Kita juga lihat pulau penduduk di Kepulauan Seribu yang masyarakatnya masih kesulitan, tapi di sana punya program pengelolaan sampah kayak bank sampah yang mana itu, komunitas yang kita kembangkan selaku yayasan. Dari sana kita juga akan ke Tempat Pembungan Akhir Bantar Gebang,” kata Tenia.

5. Proses berkelanjutan penanganan sampah

Puluhan Millennials dari Asia Tenggara Observasi Kali CiliwungIDN Times/Helmi Shemi

Ke-61 millennials dari 11 negara ASEAN tidak hanya melakukan observasi semata. Mereka yang dibagi menjadi 10 kelompok lintas negara yang sudah dimulai sejak 6 pekan sebelumnya. Sepuluh kelompok akan membuat rencana aksi dalam penanganan sampah.

“Ada yang bikin recycling facility, campaign, ada yang emang social enterprise dan dikembangkan saat workshop,” sebut Tenia.

Pada akhir rangkaian kegiatan, para peserta akan mempresentasikan rencana aksi mereka. Akan ada satu kelompok terpilih yang nanti akan dikirim ke Bali pada 29-31 Oktober, untuk mengikuti Our Ocean Youth Leadership Summit.

Kesepuluh kelompok juga akan mendapatkan pendanaan masing-masing sebesar US$1.000 dari Kedutaan Besar AS.

“Biar mereka sharing juga dan akan kita funding US$1.000 dan akan dimonitor dan dievalusi terus rencana aksinya. Kita mau membuat mereka merasakan pengalaman gak cuma kampanye (penanganan sampah) doang. Bener-bener tahu dan ada solusinya juga,” jelas Tenia.

Mereka aja orang asing peduli dengan lingkungan kita, masa kita gak sih, gak malu apa guys?

Baca Juga: Cek Kondisi Kali Item, JK Makan Pisang dengan Anies Baswedan

Topik:

  • Rochmanudin
  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya