KKB Minta 3 Syarat Tebusan Pilot Susi Air, Polda Papua Siapkan Uang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jayapura, IDN Times - Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens telah disandera selama kurang lebih lima bulan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, pimpinan Egianus Kogoya.
Berbagai upaya negosiasi hingga penegakan hukum aparat TNI dan Polri sejak 7 Februari 2023 hingga kini, belum juga membuahkan hasil positif.
Kabar terakhir, KKB melayangkan ancaman bakal menembak mati pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut, bilamana tuntutan pengakuan kemerdekaan Papua tidak dipenuhi pemerintah.
Selain kemerdekaan, KKB juga kini dikabarkan meminta tebusan berupa uang dan dan senjata. Lantas bagaimana sikap aparat keamanan?
Baca Juga: Pangdam di Papua: Bebaskan Pilot Susi Air, Ancaman KKB Tak Ada Gunanya
1. Polda Papua siap penuhi tuntutan tebusan uang
Kapolda Papua, Irjen Mathius Fakhiri, menekankan pihaknya hanya bersedia memenuhi tuntutan tebusan uang. Sementara permintaan senjata dan kemerdekaan Papua, kata dia, tidak akan dipenuhi.
"Tidak mungkin kami mengabulkan kedua permintaan itu. Namun untuk uang yang juga diminta, akan disiapkan dan diserahkan kepada Egianus Kogoya, asal sandera yang berkebangsaan Selandia Baru itu dibebaskan dan diserahkan ke aparat keamanan," tegas Fakhiri di Jayapura, Kamis (29/6/2023).
2. Negosiasi dengan KKB masih terus berjalan
Editor’s picks
Fakhiri mengungkapkan hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan negosiasi dengan KKB. Negosiasi tersebut juga turut melibatkan keluarga Egianus Kogoya.
"Kami berharap Egianus tidak melakukan ancamannya dengan menembak pilot Susi Air 1 Juli," ujar dia.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Minta KKB Bebaskan Pilot Susi Air Tanpa Syarat
3. KKB ancam tembak mati pilot Susi Air
Fakhiri juga membenarkan beberapa waktu lalu, KKB sempat menyampaikan ancaman melalui media sosial bahwa mereka akan menembak Kapten Philip.
Untuk itu, Fakhiri menegaskan, proses penyelamatan pilot Susi Air harus segera dilakukan dengan cermat dan tetap tegas dalam penegakan hukum.
"Polisi memberikan ruang untuk semua pihak, baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat, keluarga dengan kelompoknya Egi," kata dia.
"Kita berharap Egi bisa berkoordinasi, bisa melakukan pendekatan budaya maupun kekeluargaan sehingga dia bisa mengembalikan pilot yang diamankan," pungkasnya.