Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Jabar Dedi Muyadi saat hadir di depan Gedung DPRD Kota Bogor untuk menghadiri rapat pariuprna HJB ke-543, Selasa (3/6/2025). (Linna Susanti/IDN Times).

Bogor, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mendorong adanya penelusuran jejak sejarah demi menemukan titik awal dari berdirinya ibu kota Kerajaan Sunda, Pakuan Pajajaran. Hal ini diperlukan, menurut Dedi, demi membangun kampung tematik sejarah di sana dan mengingatkan masyarakat akan kejayaan masa lalu Bogor.

"Saya juga ajak Pak Wali cari tempat sejarah. Dulu di mana sih, ngadeuk-nya Pakuan Pajajaran itu, sudah saja di situ. Nanti, bikin kampung namanya Kampung Pakuan, yang dilengkapi dengan kelengkapan sejarah peradaban Pakuan Pajajaran," kata Dedi, saat usai menghadiri sidang Paripurna Hari Jadi Bogor ke-543 di Gedung DPRD Kota Bogor, Selasa (3/6/2025). 

Selain membicarakan soal pusat Pakuan Pajajaran, Dedi juga menyampaikan sejumlah pesan penting untuk masa depan Kota Bogor. Mengangkat isu sejarah, tata ruang, dan identitas budaya.

1. Sejarah Bogor harus jadi fondasi pembangunan

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat akan menerima kujang dari Ketua DPRD Kota Bogor Adityawarman Adil dalam rangka HJB ke-543 di halaman gedung DPRD Kota Bogor, Selasa (3/6/2025) pagi. (Linna Susanti/IDN Times).

Dalam pidatonya, Dedi menegaskan pentingnya sejarah sebagai elemen utama dalam pembangunan Kota Bogor.

"Bogor ini kan kota yang memiliki nilai sejarah sangat kuat dan bukti sejarahnya juga kokoh. Sehingga, kota ini harus terus tumbuh seiring dengan perubahan zaman, tetapi juga tidak melupakan catatan perjalanan sejarah masa lalunya," kata Dedi.

2. Tata ruang dan lingkungan jadi prioritas

Wali Kota Bogor Dedie Rachim saat memberi sambutan dalam sidang HJB ke-543 di gedung DPRD Kota Bogor, Selasa (3/6/2025). (Linna Susanti/IDN Times).

Dedi memberikan apresiasi pada Wali Kota Bogor yang dinilai konsisten menjaga lingkungan melalui kebijakan tata ruang yang terarah. Dia mendorong agar pembangunan tetap mengedepankan harmoni dengan alam.

"Itu bisa diwujudkan dalam memperkuat tata ruang, karena Pak Wali Kotanya perhatian terhadap lingkungan," ujarnya.

3. Arsitektur harus sesuai dengan alam dan peradaban

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat sambutan di acara paripurna HJB ke-543 dk gedung DPRD Kota Bogor, Selasa (3/6/2025). (Linna Susanti/IDN Times).

Mengusung konsep Tritangtu (konsep dalam budaya Sunda), Dedi mengajak agar tata bangunan dan arsitektur di Bogor selaras dengan karakter alam dan budaya lokal.

"Dengan konsep Tritangtu untuk memperkuat tata bangunan agar arsitektur di Bogor itu arsitek yang sesuai dengan lingkungannya, sesuai dengan alam peradabannya," katanya.

Editorial Team