Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi HIV AIDS (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi HIV AIDS (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Diskriminasi HIV memunculkan tekanan psikologis

  • Kampanye HIV cenderung berkutat di lingkungan LSM atau komunitas

  • Stigma orang dengan HIV tak berbeda dengan kelompok rentan lain

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Indonesia AIDS Coalition (IAC) menggelar kampanye anti stigma bertajuk “#TenangAdaGue: Tanpa Stigma, Kami Ada”. IAC menilai masalah sosial AIDS masih jarang didiskusikan.

"AIDS bukan hanya masalah medis, tapi juga ada masalah sosial di dalamnya. Masalah sosial itu jarang dibicarakan dan jarang diobrak-obrik. Stigma itu mudah dicapkan, tapi penurunan stigma sulit dilakukan," kata Direktur Eksekutif IAC, Patric dalam keterangan, Selasa (2/12/2025).

1. Diskriminasi HIV memunculkan tekanan psikologis

IAC gelar kampanye penghapusan stigma HIV AIDS/ dok IAC

Menurutnya, diskriminasi yang diterima orang dengan HIV memunculkan tekanan psikologis yang berujung pada self stigma kondisi ketika seseorang merasa takut dan menutup diri.

Ia menegaskan pendekatan humanis seperti ini bisa diterapkan pada isu sosial lain yang melibatkan kelompok rentan.

"Ketika ada orang luar yang bilang, ‘Sudah, nggak usah ngumpet, tenang ada gue jadi teman lo,’ itu sangat berarti,” jelas Patric.

2. Kampanye HIV cenderung berkutat di lingkungan LSM atau komunitas

Hari AIDS Sedunia 2024 (dok. WHO)

Patric menjelaskan bahwa selama ini kampanye HIV cenderung berkutat di lingkungan LSM atau komunitas. Tahun ini, IAC sengaja mengubah strategi dengan melibatkan masyarakat umum dan bahkan publik figur sebagai inisiator.

“Biasanya kampanye dimulai dari LSM. Tapi kali ini justru datang dari populasi umum, bahkan dari public figure,” ujarnya.

3. Stigma orang dengan HIV tak berbeda dengan kelompok rentan lain

Rumah HIV AIDS Yayasan Lentera di Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Musisi Bongky Ismail, salah satu inisiator kampanye, mengungkapkan bahwa stigma bukan isu baru baginya. Ia menilai stigma terhadap orang dengan HIV tak berbeda jauh dengan stigma terhadap kelompok rentan lain.

“Di masyarakat, anak dianggap ‘bermasalah’ atau ‘nakal’, dan itu sama saja dengan stigma HIV. Seolah-olah sudah dicap,” ujarnya.

Lewat kampanye #TenangAdaGue, IAC berharap makin banyak masyarakat yang memberikan dukungan, keberpihakan, dan rasa aman bagi mereka yang mengalami stigma sosial. Gerakan ini juga membawa pesan kuat: “Loe itu manusia sama kayak gue. Jangan takut dan jangan bimbang — tenang ada gue!”

Editorial Team