Jakarta, IDN Times - Ibu Afif Maulana (13) yakni Anggun Andriani mengatakan putranya ingin menjadi tentara dan berlayar daripada seorang polisi. Afif tewas diduga mendapat penyiksaan di Padang. Jenazahnya ditemukan di bawah Jembatan Kuranji.
“Oh dia mau bilang sama pamannya kemarin dia mau berlayar. Iya, dia enggak mau jadi polisi katanya dalam program Real Talk with Uni Lubis, di IDN Times Selasa (3/7/2024).
Hal ini diungkapkan juga oleh Ayah Afif yakni Afrinaldi. Anak pertamanya ini bercita-cita menjadi tentara dan berlayar.
Dia pernah bertanya kepada pamannya tentang sekolah pelayaran dan kemungkinan menjadi tentara. Paman Afifi berlayar dan bersekolah taruna.
Ayahnya kemudian bertanya, apakah Afif mau menjadi polisi, namun jawaban anaknya itu tetap sama, yakni ingin menjadi tentara dan berlayar.
“Tapi Afif ngak pengen jadi polisi? nggak Pak. Afif pengen jadi tentara,” kata dia mengingat perkataan putranya itu.
Afif Maulana (13) dikenal sebagai anak yang rajin dan gemar berolahraga. Anggun mengungkapkan sepulang sekolah, dia biasanya langsung pulang ke rumah dan hanya keluar untuk bermain futsal, hobinya.
Anggun, mengungkapkan bahwa Afif jarang keluar rumah kecuali untuk pertandingan futsal. Afif masih berusia 13 tahun, dia baru menyelesaikan ujian sekolah untuk naik ke bangku kelas 2 SMP.
"Afif itu kalau pulang sekolah langsung pulang. Dia hobi olahraga, futsal, dan bola. Kalau tidak ada acara tanding, dia tidak akan keluar," kata Anggun.
"Dia pulang sekolah mau pulang, nggak pernah keluar, banyak di kamar dia," ujarnya lagi.
Afif Maulana (13) ditemukan tewas dalam keadaan mengambang sekitar pukul 11.55 WIB di bawah jembatan aliran sungai Batang Kuranji, Jalan By Pass KM 9, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Korban di autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar. Di sisi lain, pihak keluarga mendapatkan informasi dari anggota Polresta Padang, penyebab kematian Afif Maulana adalah patah tulang rusuk sebanyak 6 buah dan paru-paru robek.
LBH Padang selaku kuasa hukum keluarga korban mengungkapkan, ada dugaan penyiksaan yang berujung kematian yang diduga dilakukan oleh oknum Polda Sumatra Barat.
Namun, Polda Sumbar terus menyatakan Afif meninggal karena melompat dari jembatan dan saat ini 17 polisi terbukti telah melakukan penyiksaan terhadap anak lainnya dengan menyulut rokok, memukul, menendang, dan menyetrum.