Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Idrus Marham
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • Idrus Marham menilai serangan meme terhadap Bahlil Lahadalia mengarah rasis dan cederai nilai-nilai Sumpah Pemuda.

  • Idrus menyebut kritik harus tetap berbasis nilai, demokrasi bukan berarti kebebasan tanpa batas.

  • Meme untuk Bahlil rasis cermin kemunduran moral, Idrus ajak semua pihak tingkatkan nilai persatuan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, menilai serangan berbentuk meme terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, telah telah mengarah rasis.

Idrus mengatakan konten bernada rasial dan diskriminatif tersebut bukan hanya menyerang pribadi, tetapi juga mencederai nilai-nilai Sumpah Pemuda yang menjunjung persatuan dan solidaritas kebangsaan.

Bahlil menayangkan beberapa contoh foto dan video yang beredar di media sosial, yang menurutnya sudah sangat merendahkan martabat seorang anak bangsa.

“Kalau kita melihat fakta gambar dan video yang beredar, ini bukan lagi bentuk kritikan. Ini sudah masuk kategori penghinaan yang bersifat rasial dan diskriminatif,” ujar Idrus di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

1. Idrus menyebut kritik harus tetap berbasis nilai

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Idrus mengatakan demokrasi memang memberi ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dan kritik. Namun, kata dia, kebebasan berekspresi tetap harus berpijak pada etika, rasionalitas, serta nilai-nilai moral yang berlaku.

“Demokrasi itu tidak bebas nilai. Demokrasi bukan berarti kebebasan tanpa batas. Ia harus tetap berlandaskan pada moral, akal sehat, dan rasa kemanusiaan,” ucap dia.

Menurut Idrus, tindakan yang menyerang identitas seseorang berdasarkan latar belakang ras, daerah asal, atau status sosial, justru bertentangan dengan semangat persatuan yang diwariskan para pemuda

2. Meme untuk Bahlil rasis cermin kemunduran moral

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Idrus menyebut, kemunculan meme bernada rasis terhadap Bahlil mencerminkan kemunduran moral dalam kehidupan kebangsaan. Ia mengingatkan, Sumpah Pemuda lahir dari semangat intelektual, perdebatan gagasan, dan semangat kebersamaan, bukan dari saling menjatuhkan.

“Kalau kita lihat perjuangan para tokoh muda dahulu seperti Bung Karno atau Bung Tomo, mereka berdebat dengan ide, bukan dengan hinaan. Sumpah Pemuda adalah visi tentang Indonesia masa depan yang bersatu, berdaulat, dan bermartabat,” kata dia.

3. Idrus ajak semua pihak tingkatkan nilai persatuan

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Lebih lanjut, Idrus mengajak masyarakat menjadikan momentum Sumpah Pemuda sebagai sarana memperkuat rasa kebangsaan dan solidaritas sosial. Ia mengingatkan Indonesia adalah rumah bersama yang harus dijaga, tanpa melihat perbedaan suku, agama, atau latar belakang sosial.

“Sumpah Pemuda mengajarkan kita untuk bersatu. Kalau kita mulai menoleransi ujaran rasial, maka kita sedang merusak fondasi bangsa sendiri,” ujar dia.

Idrus menegaskan menghargai martabat bangsa berarti menghormati sesama anak bangsa. Ia pun mengajak publik melawan segala bentuk ujaran kebencian dan diskriminasi yang dapat mengancam integrasi nasional.

“Kalau ingin mengkritik, lakukan dengan cara yang bermartabat. Demokrasi yang sejati adalah demokrasi yang beradab,” imbuh mantan Menteri Sosial era Presiden Joko Widodo itu.

Editorial Team