Dewan Kesenian Jakarta Kecewa Tak Dilibatkan dalam Revitalisasi TIM

Usulan DKJ untuk revitalisasi TIM dicoret, wah kenapa ya?

Jakarta, IDN Times - Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) buka suara soal revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang saat ini telah memasuki tahap pembongkaran fisik bangunan.

DKJ mengaku tidak dilibatkan dalam proses pembahasan revitalisasi TIM.

"Kami pihak DKJ sudah mengajukan tiga nama sebagai tim revitalisasi, tetapi usulan kami dicoret, dieliminasi sejak diskusi awal," ujar Pelaksana Tugas (Plt) DKJ, Danton Sihombing dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/2).

Danton menambahkan bahwa berdasarkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1018 Tahun 2018, tentang Tim Revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, seharusnya mengikutsertakan perwakilan dari seniman.

1. Fasilitas gedung di TIM kurang cocok untuk pertunjukan

Dewan Kesenian Jakarta Kecewa Tak Dilibatkan dalam Revitalisasi TIMTaman Ismail Marzuki/ IDN Times / Ileny Rizky

Komite Musik DKJ mengatakan bahwa dalam beberapa program musik, sangat sulit untuk diselenggarakan di TIM. Sebab, fasilitas gedung yang berada di TIM dirasa tidak cocok.

"Beberapa program musik seperti resital-resital klasik, grup-grup kecil, itu sangat sulit sekali untuk dilaksanakan di TIM, karena fasilitas gedung di TIM ini tidak ada yang cocok. Semua gedung-gedung pertunjukan itu sifatnya prosenium. Padahal di dalam musik-musik tradisi itu banyak yang membutuhkan bentuk ruangan yang arena, bukan prosenium," ujarnya.

Selain itu, Komite musik DKJ juga menambahkan bahwa kondisi akustik dan peralatan audio yang berada di gedung-gedung TIM itu sudah lama sekali, perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Ia berharap, semoga dengan adanya pembangunan ini kondisi untuk ruangan musik dapat meningkat dan layak untuk digunakan sebagai pertunjukkan musik.

Baca Juga: Soal Polemik Revitalisasi TIM, Anies: Sudah Ya Cukup, Nanti Jadi Judul

2. JakPro klaim sudah bersosialisasi dengan Dewan Kesenian Jakarta

Dewan Kesenian Jakarta Kecewa Tak Dilibatkan dalam Revitalisasi TIMIDN Times/Gregorius Aryodamar P

PT Jakarta Propertindo (Jakpro) memastikan revitalisasi Taman Ismail Marsuki (TIM) bukan demi komersialitas.

Direktur Operasional Jakpro Muhammad Taufiqurrahman mengatakan revitalitasi dilakukan untuk mendukung kerja seni para seniman dan budayawan.

"TIM ini untuk kesejahteraan warga, tidak mengelola komersil untuk kesenian. Kami tidak akan komersialin dan nanti harganya jadi mahal," ujarnya di Jakarta pada Rabu (19/2).

Taufiq mengklaim bahwa JakPro telah bersosialisasi dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan sejumlah seniman serta budayawan sejak 2019 seperti seniman senior Taufik Ismail, Ebi S Nur, Professor Bambang Wibawarta dari Universitas Indonesia (UI), dan Ari Batu Bara.

"Seniman itu kan banyak. Misal 100 seniman, 80 dukung, 20 beda pendapat. Kami tetap sosialisasi bagaimana caranya menjaga seni yang nilainya besar itu dengan fasilitas yang memadai," katanya.

3. JakPro janji tak sentuh cagar budaya TIM

Dewan Kesenian Jakarta Kecewa Tak Dilibatkan dalam Revitalisasi TIM(Taman Ismail Marzuki) IDN Times/Gregorius Aryodamar P

JakPro memastikan revitalisasi tidak akan menyentuh area cagar budaya TIM yakni Jakarta Planetarium. Taufiq mengungkapkan yang akan direvitalisasi adalah bangunan-bangunan tak layak dan berisiko keamanannya.

"Misalnya kursi tidak layak, lighting, kemudian pendingin ruangan, dinding bocor, banyak kotoran toilet mampet. Itu yang sangat tidak layak untuk pentas para seniman. Itu yang kita bersihkan kita bangun kembali," kata dia.

Baca Juga: JakPro Akui Pembangunan Hotel Tak Masuk Rencana Awal Revitalisasi TIM

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya