Anne Patricia: Pebisnis Sukses yang Sempat Mimpi Jadi Ilmuwan

Anne masuk daftar perempuan sukses paling berpengaruh dunia

Jakarta, IDN Times - IDN Times menggelar Indonesia Millennial Summit 2019. Acara dengan tema "Shaping Indonesia's Future" ini dilangsungkan pada tanggal 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta. 

IMS 2019 menghadirkan lebih dari 50 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial.  Ajang millennial terbesar di tanah air ini akan dihadiri oleh 1.500-an pemimpin millenial. Salah satunya, Anne Patricia Sutanto.

Generasi millennial Tanah Air tentu sudah tak asing dengan merek-merek fashion global kenamaan seperti Nike, The North face, Adidas, Columbia, Uniqlo, Prada, hingga H&M. Namun, tahukah kamu,  manufaktur di balik pembuatan merek dagang tersebut di Indonesia?

Mungkin, hanya sedikit orang yang kenal PT Pan Brother TBK, perusahaan manufaktur garmen yang menyuplai lebih dari 40 merek kenamaan dunia di Indonesia. Padahal namanya sudah mendunia, buktinya mereka sudah menyuplai merek-merek fashion tersebut ke pelbagai belahan dunia untuk di ekspor seperti, Uni Eropa, Eropa Timur, Amerika Serikat, Jepang, hingga Kanada.

Di belakang suksenya PT Pan Brother Tbk, ada sosok wanita inspiratif bernama Anne Patricia Sutanto sebagai vice chief executive officer yang mampu menakhodai perusahaan dengan sangat baik. Ia telah memainkan peran penting dalam mengubah Pan Brothers menjadi manufaktur garmen terbesar di Indonesia. Padahal, awalnya Anna cukup kesulitan membangun perusahaan tersebut karena tak memiliki pengalaman di bidang bisnis.

1. Anne mengubur mimpinya menjadi ilmuan untuk melanjutkan bisnis keluarga

Anne Patricia: Pebisnis Sukses yang Sempat Mimpi Jadi IlmuwanIlustrasi ilmuwan (Pixabay)

Menilik masa lalu Anne, tak mudah baginya untuk menciptakan kerajaan bisnis sedemikian besar. Apalagi, sejak dulu tak terbesit sedikit pun darinya memiliki cita-cita menjadi seorang business woman. Hal itu bisa dilihat dari keputusannya mengambil studi kimia usai lulus sekolah menengah di Indonesia.

Bahkan, Anne memilih hijrah ke Negeri Paman Sam dan serius belajar mengenai teknik kimia di University of Southern Californi karena ia memiliki mimpi menjadi seorang ilmuwan.

Namun angannya untuk bisa menjadi seorang ilmuwan terhenti usai ayahnya terserang penyakit stroke ketika mengunjunginya ke Berkeley tahun 1991. Usai menyelesaikan studinya di AS, Anne memilih pulang untuk mengubah arah hidupnya dan membantu bisnis keluarga yang dirintis ayahnya, yakni PT Kayu Lapis Indonesia.

2. Sempat tak dipercaya mengelola bisnis keluarga, Anne langsung ambil kuliah di bidang bisnis dan keuangan di AS

Anne Patricia: Pebisnis Sukses yang Sempat Mimpi Jadi IlmuwanIlustrasi (PIxabay)

Akan tetapi, keinginannya untuk membantu perusahaan keluarga itu sempat tak berjalan mulus. Ia tak diterima beberapa pihak dari keluarganya untuk ikut terjun mengembangkan bisnis kayu milik keluarga. Sehingga, Anne harus menepi sementara dari bisnis tersebut.

Tahun 1994, Anne memilih kembali ke AS untuk kembali melanjutkan kuliahnya. Kali ini, ia memilih bidang bisnis dan keuangan di Loyola Marymount University guna mempelajari pengelolaan bisnis hingga menjadi master. Tujuannya agar ia dipercaya kembali ikut mengelola perusahaan milik keluarganya tersebut.

Alih-alih diterima kembali, perempuan berusia 46 tahun itu justru dibuat tak kerasan untuk berada di dalam manajemen PT Kayu Lapis Indonesia. Tanpa alasan yang jelas ia akhirnya harus tersingkir dari perusahaan keluarga yang dikelola pamannya tersebut pada tahun 1996.

3. Usaha Anne membangun bisnis sampai bergabung dengan PT Pan Brother Tbk

Anne Patricia: Pebisnis Sukses yang Sempat Mimpi Jadi IlmuwanYoutube/Pan Brothers Tbk

Anne memang sudah terlahir dari keluarga berada, akan tetapi ia tak mau tergantung dari kegelimangan harta orangtuanya. Ia memilih kembali hidup mandiri membangun usahanya dari nol saat dipercaya menjadi direktur di Batik Keris.

Dengan modal keberanian, ia terus membangun bisnisnya menjadi lebih besar. Kemudian, dia membeli sedikit saham Pan Brother dari hasil jerit payahnya dan membawa Batik Keris melebur di dalamnya.

Pepatah yang mengatakan 'usaha tak akan menghianati hasil' ternyata berlaku untuk Anne. Ia bekerja keras dan pantang menyerah dalam menjalani usahanya, dengan bermodal kecerdasan dan sedikit keberuntungan, Anne mampu membawa Pan Brother menjelma menjadi perusahaan garmen yang mulai diakui dunia.

Dilansir Forbes, diperkirakan pundi-pundi yang diraih Pan Brother mencapai US$340 juta (Rp 4 triliun) per tahun. Jumlah pabriknya pun sampai sekarang sudah mencapai 25 titik dan tersebar di deelapan daerah Indonesia.

4. Anne tercatat memegang jabatan penting di pelbagai perusahaan

Anne Patricia: Pebisnis Sukses yang Sempat Mimpi Jadi IlmuwanIDN Times

Selain didaulat sebagai Vice CEO di Pan Brother, Anne juga memegang jabatan sebagai Presiden Direktur dibeberapa perusahaan, yakni PT Pancaprima Eka Brothers, PT Indo Veneer Utama, dan PT Polymindo Perdana.

Selain itu, ia tercatat juga sebagai Presiden Komisaris PT Andira Agro, PT Metaepsi, PT Bumi Teknokultura Unggul dan komisaris PT Anugerah Perkasa Semesta. Namanya pun masuk dalam jajaran direksi di PT Homeware International Indonesia, PT Central Energy Pratama, dan PT Nine Square Indonesia.

Masih dilansir dari Forbes, atas segala pencapaian dan prestasinya, perempuan asal Solo, Jawa Tengah ini pernah didapuk masuk daftar perempuan sukses paling berpengaruh di dunia beberapa tahun 2015. Wajar jika Ibu dua anak tersebut kini dianggap sebagai salah satu wanita inspiratif di Indonesia.

5. Anne memiliki jiwa sosial tinggi dan peduli terhadap sekitar

Anne Patricia: Pebisnis Sukses yang Sempat Mimpi Jadi Ilmuwan(Poster Indonesia Millennials Summit) Istimewa

Dibesarkan dalam keluarga kaya raya, Anne acap kali mendapatkan fasilitas kelas wahid, termasuk mendapatkan pendidikan yang terbaik dari keluarganya. Namun demikan, ia tetap dididik untuk tetap memiliki jiwa sosial tinggi dan peduli terhadap sesama.

Di tengah kesibukannya sebagai pengusaha, ia tetap memiliki kepedulian lebih pada lingkungan sekitarnya. Ia bergabung dengan organisasi nirlaba, Bill And Melinda Gates Foundation.

Dalam IMS 2019, IDN Times juga meluncurkan Indonesia Millennial Report 2019.  Survei ini dikerjakan bersama oleh IDN Research Institute bekerjasama dengan Alvara Research Center. 

Melalui survei yang melibatkan 1400-an responden di 12 kota ini, IDN Times menggali aspirasi dan DNA millennial Indonesia. Simak hasilnya di IMS 2019, dan ikuti perkembangannya di situs kami ya.

Kunjungi ims.idntimes.com untuk mendapatkan tiket IMS 2019. Buruan, tiket terbatas!

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya