Ayu Kartika Dewi, Staf Khusus Jokowi yang Pernah Bekerja untuk Ahok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo resmi melantik staf khusus untuk membantunya selama periode kedua pemerintahan, 2019-2024. Tujuh stafsus presiden ini di antaranya masih berusia muda atau masuk kategori millennial, salah satunya adalah Ayu Kartika Dewi.
Ayu memang dikenal sebagai aktivis toleransi dengan segudang prestasi. Namun siapa sangka, perempuan kelahiran Banjarmasin itu juga sempat bekerja sebagai staf gubernur DKI Jakarta, saat masih dijabat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Sempat jadi stafnya Pak Ahok, kurang lebih selama dua tahun sejak 2015-2017, tepat sebelum Beliau masuk penjara," kata Ayu dalam acara Ngobrol Seru bertema Perempuan Bicara, dari Legislasi Sampai Eksekutif di IDN Media HQ, Jakarta, Senin (25/11).
Baca Juga: Mengenal Sosok Ayu Kartika, Stafsus Presiden Jokowi Pejuang Toleransi
1. Ayu pernah bekerja sebagai staf Ahok untuk urusan urban planning
Sebagai mantan staf Ahok untuk mengurus Jakarta, mengemban tugas terkait urban planning, yang di dalamnya ada pekerjaan menyangkut perizinan, banjir tata ruang, hingga urusan lurah dan camat untuk membuat Key Performance Indicator (KPI).
"Selain itu semua, waktu itu saya dan tim juga urus stafnya gubernur," kata perempuan lulusan Universitas Airlangga itu.
2. Ayu hampir jadi Warga Negara Singapura
Ayu juga tercatat pernah bekerja di salah satu perusahaan internasional bernama P&G di Singapura. Bahkan, pendiri Gerakan Sabang-Merauke ini sudah mengantongi status permanent resident di negeri jiran itu.
"Selangkah lagi jadi Warga Negara Singapura saya. Di sana hampir empat tahun, sekitar tiga tahun lebih lah. Lalu saya memilih pulang ke Indonesia karena ingin menjadi guru Sekolah Dasar (SD)," kata perempuan kelahiran Banjarmasin itu.
3. Ayu ikuti program Indonesia Mengajar hingga mendirikan Pergerakan Sabang-Merauke
Pengabdian Ayu untuk negara memang tak usah diragukan lagi. Sebab, ia aktif di pelbagai program, salah satunya Indonesia Mengajar. Ia merupakan angkatan pertama program tersebut dan ditempatkan di Maluku Utara. Setahun berselang ia ke Merauke dan mendirikan Pergerakan Sabang-Merauke.
Sabang-Merauke merupakan program pertukaran pelajar antar daerah di Indonesia yang bertujuan untuk menanamkan semangat toleransi. Dalam program ini, anak-anak akan tinggal dengan keluarga yang berbeda dan berinteraksi dengan teman-teman yang berbeda. Setelah kembali ke daerahnya, mereka akan menjadi duta perdamaian di daerah masing-masing.
Baca Juga: Ayu Kartika Tak Peduli Disebut Jadi Stafsus Jokowi karena Privilege