PMI: Korban Tsunami Anyer Mayoritas Wisatawan

Saat ini proses evakuasi masih berjalan

Banten, IDN Times - Tragedi tsunami di Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12) lalu, ternyata banyak menelan korban jiwa. Hingga Senin pagi ini, total sudah 222 korban dilaporkan meninggal dunia.

Koordinator Palang Merah Indonesia (PMI) bidang Penanggulangan Bencana Serang, Joni Badri, mengungkapkan dari data yang masuk sampai dengan Minggu sore, korban yang jatuh baik meninggal, luka-luka, hingga yang masih dinyatakan hilang ternyata mayoritas wisatawan.

"Dari data yang masuk ternyata korban itu mayoritas wisatawan, kalo warga lokal tak terlalu banyak. Saya melakukan evakuasi sejak malam awal setelah bencana. Kalau warga lokal mereka mengungsi di rumah tetangganya di sekitar perbukitan," kata Joni, di Puskesmas Cinangka, Minggu (23/12).

Baca Juga: Tangan-tangan Jahat di Balik Tingginya Korban Tewas Tsunami Banten

1. PMI sudah melakukan evakuasi sesaat setelah tsunami

PMI: Korban Tsunami Anyer Mayoritas WisatawanIDN Times/Ilyas Listianto Mujib

PMI, Joni melanjutkan, sudah melakukan evakuasi warga dan wisatawan yang terjebak di reruntuhan. Ia tak menghitung berapa jumlahnya, yang pasti setiap orang atau pun jenazah yang dievakuasi langsung didata di posko-posko darurat.

"Untuk evakuasi sendiri dari awal cukup banyak, namun tak dihitung karena kantong jenazah maupun korban selamat didata di posko terdekat agar tak bentrok dengan tim yang lain. Kami terus melakukan kordinasi melalui radio dan dengan BPBD juga kami berkoordinasi," bebernya.

2. Tim evakuasi kesulitan melakukan penyisiran karena akses yang sulit

PMI: Korban Tsunami Anyer Mayoritas WisatawanIDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Tim sempat kesulitan saat melakukan evakuasi pascaterjadinya tsunami di daerah Anyer, Banten, karena beberapa akses masih tertutup pohon-pohon yang tumbang dan bangunan roboh. Mereka sempat melakukan penanganan dengan cara manual, sehingga proses evakuasi korban sedikit terhambat.

Hal itu lah yang jadi tantangan bagi Joni Badri dan beberapa personel lainnya. Menurutnya, akses di pesisir Anyer hingga Tanjung Lesung banyak yang tertutup karena puing-puing.

3. PMI prioritaskan korban selamat yang butuh penanganan segera

PMI: Korban Tsunami Anyer Mayoritas WisatawanIDN Times/Ilyas Listianto Mujib

"Pertama kali masuk sini itu sepi, kami PMI termasuk yang pertama juga dan ternyata pas kami sampai Basarnas sudah di lokasi. Namun, penyisiran awal kami sulit, lokasi di Puri Retno itu sudah tak bisa jalan karena jalanan terhalang banyak pohon dan bangunan roboh," kata Joni kepada IDN Times, Minggu (23/12).

Ia pun melakukan evaskuasi seadaanya, sebab prioritas mereka adalah mencari kroban selamat terlebih dahulu yang sangat membutuhkan penanganan sesegera mungkin.

4. PMI awalnya hanya bisa mencapai daerah Pantai Jambu

PMI: Korban Tsunami Anyer Mayoritas WisatawanIDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Mereka juga hanya mampu menyisir sampai daerah Pantai Jambu saja. Pasalnya, saat itu keadaan masih gelap tanpa listrik serta akses tak memadai. Akhirnya tim harus kembali ke Puskesmas Cinangka.

"Kami baru enam personel (PMI) dan ditambah tim dari Basarnas. Personel masih sangat minim. Kami hanya bawa alat penerangan seadanya, saat itu kami belum tahu ada korban meninggal," beber Joni.

Hingga sejauh ini, tim evakuasi gabungan masih melakukan penyisiran untuk mencari korban tsunami. Kemungkinan, masih ada korban yang belum ditemukan karena masih banyak yang melaporkan anggota keluarganya yang hilang setelah tragedi itu terjadi.

Baca Juga: Malam Mencekam di Kampung Sumur Saat Tsunami Menerjang Banten

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya