Penantian Panjang dan Kisah Anak Gantikan Ayah Pergi Haji

Mendoakan keluarga dan dosa terhapus

Bekasi, IDN Times - Banyak cerita dan harapan berbeda yang menyelimuti para jemaah ketika ingin berangkat haji. Pastinya, mereka punya jalan sendiri ketika ingin memenuhi rukun Islam kelimanya dan tentunya begitu berliku.

Saat manasik, para jemaah mulai merasakan antusiasme, kegembiraan, riang, hingga rindu akan panggilan Allah yang kian besar. Setidaknya, itulah yang dirasakan ketika sejumlah jemaah ditemui IDN Times , di Embarkasi Bekasi, Jawa Barat.

Mereka yang bercerita tentang harapan, lika-liku panggilan haji, dan lainnya. Memberikan gambaran, bagaimana perjuangan dan pengorbanan panggilan Allah kepadanya.

Baca Juga: Pesawat Jemaah Haji Solo Gangguan, Garuda Bakal Beri Kompensasi

1. Menanti lama untuk bisa berhadapan dengan ka'bah

Penantian Panjang dan Kisah Anak Gantikan Ayah Pergi HajiJemaah haji asal Tasikmalaya, Asep (72 tahun). (IDN Times/Imam Faishal)

Salah satu rukun haji yakni menjalankan tawaf, ketika seluruh jemaah ingin mendekat ke ka'bah yang merupakan kiblat bagi orang Islam di seluruh dunia saat menjalankan salat.  Berdoa di hadapan ka'bah juga menjadi keinginan setiap jemaah haji, salah satunya Asep asal Tasikmalaya. Dia mengungkapkan keinginannya berdoa dan meminta kepada Allah untuk menghapus segala dosa yang telah dilakukan selama hidupnya. 

Pria yang saat ini berusia 72 tahun itu pun sempat bekerja merantau ke Surabaya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan mengumpulkan uang untuk pergi haji bersama istrinya. 

"Alhamdulillah senang, ibu juga sehat. Saya pergi haji sama ibu Dede, istri saya. Usianya (istri) 62 tahun. (Dihadapan kakbah mau minta ampun) dosa, pertama dosa saya, ibu dan anak-anak," katanya saat ditemui di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jumat (24/5/2024).

2. Penantian ayah yang dipenuhi anaknya

Penantian Panjang dan Kisah Anak Gantikan Ayah Pergi HajiJemaah haji, Badai Firmanda (30 tahun). (IDN Times/Imam Faishal)

Berbeda dengan Asep, jemaah haji lainnya, Badai Firmanda (30 tahun), butuh waktu tiga tahun untuk berangkat ke tanah suci. Dia mengaku tak menyangka karena masa tunggunya lebih cepat dari jemaah lainnya. Hal itu disebabkan lantaran Badai menggantikan kursi ayahnya yang sudah meninggal sejak 2021 

"Perasaan saya sih tidak menyangka. Kalau yang lain kan harus menunggu 10, 20 tahun, Alhamdulillah saya diberikan kesempatan yang tidak menunggu lama lagi. Orang tua (ayah) meninggal, saya menggantikan," kata Badai. 

Dia mengatakan, keberangkatan haji bersama ibunya merupakan hasil kerja keras ayahnya selama menjadi ahli khitan di desanya. 

"Kerja bapak ahli khitan sama swasta," jelasnya.

Baca Juga: Tips Membantu Jemaah Haji Lansia yang Tiba-Tiba Pikun di Tanah Suci 

3. Mendoakan almarhum ayahnya

Penantian Panjang dan Kisah Anak Gantikan Ayah Pergi HajiSuasana jemaah saat melakukan manasik haji di Asrama Haji Embarkasi Bekasi. (IDN Times/Imam Faishal)

Dia juga mengungkapkan keinginannya berdoa untuk almarhum ayahnya dan keluarganya saat berada di hadapan Ka'bah. 

"Insya Allah doa untuk almarhum (ayah), keluarga-keluarga terdekat dan juga keluarga tetangga yang ada di rumah," kata Badai. 

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya