Pria di Bekasi Diduga Jadi Korban Penipuan Program Doktor ke Filipina

Korban sudah membayar uang sebesar Rp30 juta

Intinya Sih...

  • Aloysius Gunawan diduga menjadi korban penipuan program doktoral di Filipina melalui iklan media sosial.
  • Setelah membayar uang sebesar Rp30 juta, Aloysius curiga saat peserta program mencapai 207 orang dan dipindahkan ke Malaysia.
  •  

Bekasi, IDN Times - Pria asal Kota Bekasi bernama Aloysius Bernanda Gunawan (46) diduga menjadi korban penipuan setelah tergiur program doktoral (S3) di Filipina yang ditawarkan melalui iklan di media sosial.

Aloysius mengatakan, iklan tersebut dia lihat pada November 2023. Iklan itu berisikan program S3 di Philippines Women's University (PWU), Filipina. 

"Jadi saya itu sebenarnya dapat iklan di media sosial TikTok, Facebook, itu kira-kira sudah dari November lah (2023). Mungkin karena saya lagi cari informasi tentang doktor, jadi iklannya pada masuk," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (16/4/2024). 

Baca Juga: Dua Toko Ban di Bekasi Dibobol Maling, Kerugian Capai Ratusan Juta

1. Diundang seminar internasional

Pria di Bekasi Diduga Jadi Korban Penipuan Program Doktor ke Filipinailustrasi mengikuti seminar (pexels.com/Oleksandr P)

Aloysius mengatakan, dirinya pun langsung menghubungi nomor kontak yang tertera di iklan tersebut. Tidak lama kemudian, dia pun dimasukkan ke dalam grup WhatsApp yang isinya merupakan calon mahasiswa S3 di PWU angkatan ke-4.

Beberapa hari kemudian, dirinya pun mendapatkan informasi dari grup tersebut bahwa akan ada seminar nasional di salah satu hotel di Bekasi. Seminar itu juga dihadiri oleh pihak PWU dan beberapa alumni dari angkatan sebelumnya. 

"Seminar internasional mengundang pembicaranya itu ada dari kampus itu (PWU). Kemudian ada juga dari alumni angkatan pertama atau kedua, empat atau tiga orang. Selain seminar juga ada penyerahan ijazah yang alumni ini," katanya. 

Dia juga sempat mengecek keaslian ijazah tersebut untuk meyakinkan dirinya sendiri. Setelah dicek, ijazah tersebut pun sudah diakui dan telah disetarakan. 

"Semakin yakin lah kita, seminarnya ada di Indonesia, angkatan yang pertama kedua juga sudah disetarakan ijazahnya," jelasnya. 

Baca Juga: Pemudik Asal Palembang Hendak ke Bekasi Meninggal di Kapal Bakauheni

2. Membayar uang Rp30 juta

Pria di Bekasi Diduga Jadi Korban Penipuan Program Doktor ke Filipinailustrasi transaksi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pada Desember 2023 awal, Aloysius pun diinformasikan bahwa dirinya dialihkan ke angkatan ke-5. Sebab, berdasarkan keterangan yang diterima, angkatan ke-4 sudah akan memulai perkuliahannya. 

Dirinya pun diminta untuk melunasi uang Rp30 juta sebelum tanggal 31 Desember 2023. Menurutnya, Rp30 juta merupakan biaya beasiswa dan jauh lebih murah jika bayar normal. 

"Karena harga normalnya itu yang dibilang Rp60 juta, sementara kalau kita lihat di website-nya PSU itu sekitar Rp86-90 juta. Sama dia diiming-imingi beasiswa, beasiswa parsial katanya, jadinya cuma bayar Rp30 juta," kata Aloysius. 

Tergiur dengan harga yang jauh lebih murah dari harga normal, Aloysius pun langsung melunasinya dengan cara dicicil sebanyak dua kali. 

"Karena lagi ada kesempatan ya sudah saya bayar, toh lagi ada uangnya. Saya bayar di Desember pertengahan tanggal 14 sama 18, dicicil dua kali," katanya. 

Baca Juga: DLH DKI Jakarta Angkut Lebih dari 66 Ribu Ton Sampah Selama Lebaran

3. Korban mulai curiga

Pria di Bekasi Diduga Jadi Korban Penipuan Program Doktor ke FilipinaIlustrasi penipuan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia pun mulai curiga saat peserta yang mengikuti program S3 di Filipina sudah mencapai 54 orang. Sebab, menurut Aloysius, program doktor di Indonesia tidak sebanyak itu. 

Hingga Januari 2024, peserta yang sudah mendaftarkan program tersebut mencapai 207 orang. Pihak penyalur itu pun berencana memindahkan seluruh calon doktor ke Asian University Internasional di Malaysia. 

"Terakhir mungkin sekitar pertengahan Februari mulai lah dia bilang, 'wah ini karena terlalu banyak programnya saya ditegur dari Filipina.' Beberapa hari kemudian dia WA lagi, 'wah ini karena ini kegagalan pendaftaran, Anda sekalian di alihkan ke kampus AUI (Asian University Internasional) di Malaysia," katanya. 

Berawal dari situ lah, seluruh peserta yang berada di grup WhatsApp tersebut mulai mengeluh dengan pihak penyalur itu. 

Salah satu pengelola penyalur tersebut pun mengaku bahwa uang pendaftaran milik peserta sudah habis digunakan untuk trading. 

"Sampai akhirnya si pengelolanya Pak Bambang ini bilang, 'wah uangnya saya pakai untuk trading dan saya loss', waduh udah semakin marah kita," ucap Aloysius. 

4. Korban buat laporan ke polisi

Pria di Bekasi Diduga Jadi Korban Penipuan Program Doktor ke Filipinapexels.com/RDNE Stock Project

Kepada Aloysius, pihak pengelola penyalur tersebut mengaku sudah tidak dapat membayar dan bersedia dipenjara. 

"Akhirnya di situ kami semakin yakin bahwa ini sudah tidak beres berarti," jelasnya. 

Pada Senin, 8 April 2024 dirinya pun memutuskan untuk melaporkan dugaan penipuan itu ke Polres Metro Bekasi Kota. 

"Karena dia tadi sudah bilang gagal pendaftaran, kemudian uangnya sudah tidak ada, akhirnya kita bikin laporan," jelasnya. 

5. Polisi akan periksa pelapor

Pria di Bekasi Diduga Jadi Korban Penipuan Program Doktor ke FilipinaKasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus. (IDN Times/Imam Faishal)

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus, mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dugaan penipuan tersebut. Pihaknya juga berencana akan memanggil pelapor untuk penyelidikan lebih lanjut. 

"Iya, benar korban sudah buat laporan, akan diperiksa pelapor dan saksi-saksi. Minggu ini pelapor akan diperiksa," katanya, Selasa. 

Baca Juga: Maling Ponsel di Bekasi Ditangkap Usai Jatuh dari Genteng

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya