Mohamad Nasir: Kampus Tidak Steril dari Pemeriksaan

Polisi masuk kampus membawa senjata tidak dipersoalkan

Jakarta, IDN Times - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memastikan orang nonakademik (bukan bagian civitas akademik) tetap diperbolehkan masuk kampus pasca penangkapan tiga terduga teroris di Universitas Riau.

"Saya pun meminta setelah keluarnya peraturan pemerintah, saya meminta mereka memantau betul kalau ada dugaan seperti itu. Maka tidak ada istilah kampus steril dari pemeriksaan," ujar Nasir di Jakarta, Senin (4/6).

1. Kampus tidak boleh melarang orang luar masuk

Mohamad Nasir: Kampus Tidak Steril dari Pemeriksaan

"Kampus dalam hal ini tidak boleh melarang orang nonakademik untuk masuk. Kalau mengganggu keamanan, apa pun bentuknya, harus dilakukan (penindakan). Jadi saya tidak setuju kampus tidak boleh dimasuki," kata Nasir.

Pihaknya juga terus melakukan deteksi dini paham radikal di lingkungan kampus.

"Saya pernah berpikir akan terjadi muncul seperti ini (aksi teror). Ternyata bukan mahasiswa Riau, tapi alumninya datang ke kampus. Hal ini tidak boleh terjadi. Harus kita bersihkan," kata Nasir.

2. Kampus perlu didesain agar aman bagi civitas akademika

Mohamad Nasir: Kampus Tidak Steril dari Pemeriksaan

Nasir mengatakan, pihaknya juga akan mendesain kampus aman bagi civitas akademika. Hal itu dilakukan supaya Indonesia kembali mendapat kepercayaan dari dunia. Nasir juga tak menampik adanya perubahan kurikulum bagi mahasiswa.

"Maka kurikulum yang terkait dengan wawasan kebangsaan dan bela negara. Selama ini kan tidak diajarkan," ujarnya.

3. Tidak ada rencana normalisasi kampus

Mohamad Nasir: Kampus Tidak Steril dari Pemeriksaan

Nasir meyakini, peristiwa yang sama bisa saja terulang jika tak ada langkah pencegahan sejak dini. Oleh sebab itu, harus diakukan langkah-langkah preventif sejak dini. Dia pun tidak mempermasalahkan jika polisi masuk lingkungan kampus dengan membawa senjata. Siapa pun yang membuat keonaran akan dikeluarkan dari lingkungan kampus.

"Senjata laras panjang atau pendek bukan urusan. Yang ganggu keamanan, silakan keluar," tegas Nasir.

Kendati lingkungan kampus telah disusupi paham radikal, Nasir mengaku tak ada rencana menghidupkan kembali NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan).

"Tentu tidak. Kalau dihidupkan kembali, kampus jadi wahana politik lagi. Ini jadi masalah lagi. Kami ingin menuju global. Persaingan global lebih penting," ujarnya.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya