Ramalan Kekuatan Paslon di Pilkada 11 Daerah Versi LSI Denny JA

#Pilkada2018 Petahana punya peluang besar

Jakarta, IDN Times - Perhelatan akbar pemilihan kepala daerah (Pilkada) hari ini serentak digelar di 171 daerah hari ini, Rabu (27/6). Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) memastikan pelaksanaan pilkada tersebut berjalan aman dan damai.

Kepolisian telah menerjunkan 172.507 personel untuk mengamankan proses pemungutan suara. Pasukan tersebut juga didukung 36.968 prajurit TNI dan 756.470 Linmas.

Berbagai lembaga survei juga telah merilis hasil penelitiannya tentang peluang kemenangan masing-masing pasangan calon (paslon), di antaranya adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Denny Januar Ali selaku pendiri LSI membeberkan peluang petahana, peta kekuatan setiap daerah, serta persiapan LSI dalam melakukan quick count atau hitung cepat.

1. Peluang petahana dan celah kecurangan

Ramalan Kekuatan Paslon di Pilkada 11 Daerah Versi LSI Denny JAIDN Times/Indiana Malia

Pada Pilkada tahun ini, LSI akan memantau 11 daerah potensial yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Menurut Denny, pada pilkada kali ini tak banyak paslon dari unsur petahana.

"Memang kalau kami lihat sejauh ini gak semua partai kepala daerahnya petahana. Jabar itu gak ada lagi petahana. Jateng ada petahana. Di Sumut, Sumsel, Kalbar, gak ada. Jadi justru lebih banyak gak ada petahananya," ujar Denny saat berbincang dengan IDN Times di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Selasa (26/6).

Kendati, Denny mengatakan, peluang petahana untuk kembali menang sangat besar. Dalam banyak kasus, petahana yang ikut terlibat dalam pilkada atau pilpres lebih diuntungkan. Hal itu berdasarkan satu variabel saja, yaitu dikenal masyarakat luas. Sementara, paslon penantang cenderung merangkak dari bawah.

"Petahana kemungkinan besar terpilih kembali, kecuali dia dianggap buruk sekali," ujar dia.

Dari 11 wilayah yang dipantau LSI, Denny tak dapat memastikan wilayah mana saja yang rawan pelanggaran. Sebab, semakin besar populasi penduduk, semakin susah untuk melakukan pelanggaran.

"Katakan lah ingin membuat pelanggaran 3 persen rekapitulasi dari populasi 30 juta penduduk di Jabar. Itu artinya harus memanipulasi setidaknya 1,2 juta suara. Di era demokrasi terbuka seperti sekarang, sangat susah memanipulasi yang tak bisa dilihat oleh banyak orang. Kompetitor, masyarakat, media pers, media sosial akan saling mengecek," ujar dia.

Dengan demikian, kata Denny, kecil kemungkinan ada pelanggaran atau kecurangan yang signifikan untuk meraih suara. Namun, aksi kecurangan di wilayah kecil lebih memungkinkan terjadi lantaran populasi penduduk yang tak sedikit.

"Kalau di tingkat provinsi, ya, besar semua populasinya," tandas Denny.

2. Peta kekuatan pasangan calon

Ramalan Kekuatan Paslon di Pilkada 11 Daerah Versi LSI Denny JAIDN Times/Indiana Malia

LSI juga memprediksi peta kekuatan di 11 daerah tersebut. Di Jawa Tengah, Denny menyatakan selisih elektabilitas petahana Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen terpaut jauh dengan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah. Dia meyakini, Ganjar dan pasangannya akan menang telak.

"Selisih dia dengan saingannya itu dobel digit, di atas 10 persen. Jateng bisa dikatakan besar kemungkinan dimenangkan oleh Ganjar," ujar Denny.

Keterlibatan Ganjar dalam kasus KTP Elektronik (KTP-el) juga dinilai tidak memberikan efek berarti bagi masyarakat. Menurut Denny, publik tahu Ganjar diisukan terlibat e-KTP, namun lebih banyak yang percaya dia tak bersalah.

"Ya itu opini umum. Walau terlibat KTP-el, belum besar efeknya (pada Pilkada). Di samping itu, jarak elektabilitas dengan pesaing juga terlalu jauh. Kalau kecil sekali jarak elektabilitasnya, ya mungkin ada efek elektoral," kata dia.

Sementara, persaingan paslon di Jawa Barat dan Jawa Timur terbilang sangat ketat. Kursi gubernur-wakil Gubernur Jabar diperebutkan empat paslon yakni Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, dan Deddy Mizwar- Dedi Mulyadi.

Menurut Denny, paslon dengan elektabilitas tertinggi adalah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

"Antara RK dan duo Dedi, selisih plus minusnya naik turun, kadang RK kadang Dedi. Sekarang ada sekitar 20 persen suara ngambang. Siapa yang berhasil mengambil 20 persen paling banyak, dia lah yang menang," tutur dia.

Di Jawa Timur, persaingan sengit juga terjadi antara paslon Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.

"Di Jatim juga naik turun selisihnya. Suara ngambang masih 15 persen. Jadi siapa yang bisa mengambil suara itu dalam seminggu terakhir, itu yang menang," kata Denny.

Di Sulawesi Selatan, juga terdapat empat paslon yang bersaing ketat. Mereka adalah Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar, Agus Arifin Nu'mang-Tanribali Lamo, Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman, dan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar. Menurut Denny, di wilayah tersebut persaingannya juga cukup ketat.

"Iya, minta ampun persaingannya. Menang atau kalah tergantung hasil akhir pemilu," ungkap dia.

Hal sama juga terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kalimantan Barat. Sementara, Denny menyebut belum bisa menjangkau wilayah Papua karena terkendala masalah teknis.

"Jadi Papua adalah satu-satunya wilayah yang belum kami ketahui," ujar dia.

Di wilayah Sumatera Utara, persaingan ketat juga terjadi antara paslon Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitoru. Namun, menurut Denny, elektabilitas Edy mengungguli pesaingnya.

"Edy masih unggul cukup banyak sampai hari ini. Sekitar 10 persenan. Dulu dikejar oleh Djarot dan ada selisih 30 persen. Kemungkinan kalau gak ada blunder, Edy melenggang. Tapi tetap, unggulnya Edy gak sebesar Ganjar di Jabar," kata Denny.

Di Sumatera Selatan, terdapat empat paslon antara lain Herman Deru-Mawardi Yahya, Saifuddin Aswari Rivai-Muhammad Irwansyah, Ishak Mekki-Yudha Pratomo, dan Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramanda Kiemas.

"Di Sumsel, antara Dodi dan Herman Deru itu jaraknya tipis sekali. Elektabilitas Herman Deru turun, Dodi naik. Kalau tren ini terjaga, Dodi tetap diunggulkan," ujar Denny.

3. LSI Denny JA melibatkan ribuan orang

Ramalan Kekuatan Paslon di Pilkada 11 Daerah Versi LSI Denny JAIDN Times/Indiana Malia

LSI hari ini juga akan merilis hasil quick count atau hitung cepat secara realtime di akun Twitter dan Facebook. Denny mengatakan, lembaganya telah mengerjakan survei lebih dari 200 kali.

"Quick count paling banyak dan paling akurat. Kami pernah dapat Rekor MURI juga, selisih dengan KPU selisih 0,00 persen. Ini rekor tertinggi. Kami nebak sekian, dua minggu kemudian KPU hasilnya pas sama. Kami sudah kuasai ilmu sampling. Hanya dengan 200 TPS, kami bisa tahu suara 8 juta pemilih," cerita Denny.

Pada Pilkada serentak hari ini, LSI akan mendapatkan rekor MURI sebagai lembaga yang mengeluarkan quick count terbanyak secara serentak dalam waktu singkat. Ada live streaming di Facebook dan Twitter. Dari dua akun itu yang akan mendapat rekor MURI.

"Persiapan sudah oke. Kami melibatkan 250 orang di 22 wilayah. Belum lagi tim-tim di belakang, jumlah keseluruhan mencapai 10 ribu orang. Itu yang bikin LSI sebagai lembaga paling besar. Banyak klien, liputan media, dan quck count dan diverifikasi MURI. LSI juga masuk Time Magazine. Tweet saya bahkan jadi nomor dua paling banyak di-retweet di seluruh dunia pada 2014," beber Denny.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya