Indo Defence 2025 Ditutup, Kemenhan Teken 17 Kontrak Kerja Sama

Intinya sih...
Kementerian Pertahanan RI meneken 17 17 kontrak kerja sama, dan 35 nota kesepahaman (MoU) di Indo Defence 2025
Pameran ini diikuti oleh 1.182 perusahaan dari 55 negara, kehadiran 323 delegasi resmi dari 42 negara
Jakarta, IDN Times - Pameran pertahanan dan alutsista Indo Defence 2025 di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat resmi ditutup pada Sabtu (14/6/2025) malam. Sepanjang empat hari perhelatan, Kementerian Pertahanan meneken 17 kontrak kerja sama, dan 35 nota kesepahaman (MoU).
"Pameran ini diikuti oleh 1.182 perusahaan dari 55 negara, kehadiran 323 delegasi resmi dari 42 negara serta terwujudnya 35 nota kesepahaman (MoU) dan penandatanganan 17 kontrak kerja sama. Kegiatan ini juga diikuti lebih dari 42 ribu selama empat hari penyelenggaraan," ujar Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Sri Yanto, Sabtu kemarin.
Ia berharap capaian kontrak kerja sama itu bisa menjadi prospek kemajuan industri pertahanan di Tanah Air. "Harapan kami akan terjadi kerja sama dalam berbagai bentuk, bisa dalam bentuk transfer of technology, pembangan teknologi atau pengembangan bersama produk-produk pertahanan," katanya.
Ia menambahkan, pameran dua tahun sekali itu menjadi langkah penting industri pertahanan di dalam negeri untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Harapannya ke depan, animo masyarakat semakin tinggi sehingga keberadaan industri pertahanan ini juga bisa membantu pemerintah dalam menggerakan roda ekonomi," ujarnya.
1. Indonesia sepakat beli jet tempur generasi kelima KAAN buatan Turki
Salah satu nota kesepahaman (MoU) yang diteken saat gelaran Indo Defence 2025 adalah kerja sama pembelian jet tempur generasi 5.0 buatan Turkish Aerospace Industries, KAAN. Bahkan, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyebut Indonesia memborong 48 jet tempur tersebut.
Upacara penandatanganan MoU disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, bertepatan dengan kunjungan Presiden di Paviliun Industri Pertahanan Turki di lokasi pameran Indo Defence. Namun, ketika dikonfirmasi kepada Wakil Menteri Pertahanan, Donny Ermawan Taufanto, pemerintah belum resmi membeli jet tempur generasi kelima KAAN dari Turki. Pembelian jet tempur itu, kata Donny, masih tahap perencanaan jangka panjang.
"Ini kan masih dalam perencanaan, belum (pembelian), ke depan masih jangka panjang," ujar Donny pada 12 Juni 2025 lalu di JI Expo, Jakarta Pusat.
Ia tidak memberikan keterangan lebih jauh mengenai rencana pembelian jet tempur buatan Turkish Aerospace Industry itu. Senada dengan Donny, Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemhan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan, pembelian jet tempur KAAN masih sebatas penantanganan nota kesepahaman.
Ia juga menyebut jumlah pembelian yang mencapai 48 unit belum final. Sebab, belum menjadi bagian dari kesepakatan kontraktual.
"Sebenarnya kalau MoU itu kan belum pasti selalu ada berapa (angka)-nya ya. Ketika sudah bicara angka maka itu sudah ada di kontrak," ujar Frega.
2. Pembelian alutsista akan melalui proses negosiasi mendalam
Frega menjelaskan, segala bentuk pembelian alutsista, terutama jet tempur, akan melalui proses negosiasi teknis mendalam. Hal itu tidak hanya mencakup jumlah unit, tingkat alih teknologi, waktu pengiriman, hingga skema produksi bersama.
"Tentunya yang kami lihat juga adalah peluang untuk kerja sama. Karena ketika ada kepercayaan antara kedua negara, apalagi yang ditawarkan kan adalah generasi kelima, di mana ada proses alih teknologi di situ. Presiden Prabowo juga punya hubungan yang baik, termasuk juga dengan Presiden Erdogan. Ini jadi sebuah nilai tambah," kata jenderal bintang satu itu.
Ia juga menekankan kerja sama ini bukan sekadar pembelian, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat kemampuan industri pertahanan nasional.
"Tapi kami berharap dengan adanya MoU itu, nantinya akan ada tindakan jelas yang nantinya bisa membawa manfaat untuk Indonesia," tutur dia.
3. Indo Defence selanjutnya akan digelar pada 2026
Kementerian Pertahanan mengumumkan Indo Defence Expo dan Forum akan kembali digelar pada 2026 dengan skala dan jangkauan yang diharapkan lebih luas, inovatif dan strategis.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Sri Yanto mengatakan dengan semangat kolaborasi dan kemandirian, Indo Defence akan terus menjadi panggung utama pertahanan Indonesia untuk menjalin kemitraan global dan mendorong kemajuan industri pertahanan nasional.