Kemenhan Tanda Tangan 27 Kontrak Senilai Rp33 T di Indo Defence 2025

- Indo Defence 2025 dihadiri lima Menteri Pertahanan asing
- Menteri Pertahanan Sjafrie ingin pamerkan kemampuan alutsista dalam negeri
- Prabowo singgung tidak ada negara waras yang ingin ada peperangan
Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan menyepakati 27 kontrak kerja sama dengan 17 badan usaha penyedia barang dan jasa industri pertahanan senilai Rp32,9 triliun di tengah-tengah Indo Defence 2025. Besaran nominal tersebut juga mencakup proyek peremajaan 20 rumah sakit TNI. Penandatanganan puluhan kontrak itu dilakukan di depan Presiden Prabowo Subianto.
Sejumlah perusahaan yang meneken kontrak antara lain PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT Dahana, PT LEN, PT Praba Cipta Mandiri, PT Mitra Harapan Abadi hingga Ellips Project UK yang bekerja sama dengan BUMS.
Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan, penandatanganan kontrak bersama itu merupakan wujud nyata komitmen dari Kemenhan untuk membangun kekuatan militer.
"Kemenhan juga memiliki komitmen kuat dalam mendorong transparansi, akuntabilitas, efisiensi serta efektivitas belanja pertahanan sejalan dengan arah kebijakan nasional," ujar Frega di dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6/2025).
Indo Defence dihelat pada 11-14 Juni 2025 di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Publik bisa masuk ke dalam area pameran pada Sabtu (14/6/2025) dengan membayar tiket Rp50 ribu.
1. Indo Defence 2025 dihadiri lima Menteri Pertahanan asing

Sementara, dalam laporannya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Indo Defence 2025 adalah perhelatan ke-10 dan mengambil tema 'Defence Partnerships for Global Peace and Stability.'
"Acara tahun ini diikuti oleh 1.180 peserta eksibisi. Dengan konfirmasi kehadiran dari 42 negara sahabat melalui 659 perusahaan asing dan 521 produsen di dalam negeri," ujar Sjafrie di JI Expo, Jakarta Pusat.
Ia menambahkan, Indo Defence 2025 turut dihadiri oleh Menteri Pertahanan, Wakil Menteri Pertahanan, dan Panglima Angkatan Bersenjata dari negara asing. Tercatat pembukaan Indo Defence dihadiri langsung oleh lima menteri pertahanan negara asing.
"Pertama, Menteri Pertahanan Brunei Darussalam, kedua, Menhan DAPA Korea, ketiga, Menhan Bosnia, keempat Menhan Papua Nugini dan kelima Menhan Republik Timor Leste," kata dia.
Sejumlah panglima angkatan bersenjata pun turut hadir di Indo Defence 2025 mulai dari Vietnam, Arab Saudi, Italia, Turki, Iran hingga Sri Lanka. Sementara, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih juga turut hadir. Mantan Wakil Presiden Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno juga diundang di acara Indo Defence 2025.
2. Menhan Sjafrie ingin pamerkan kemampuan alutsista dalam negeri

Sjafrie juga memamerkan alutsista buatan dalam negeri lewat Indo Defence 2025. Sejumlah alutsista buatan BUMN sudah diakui kemampuannya oleh dunia internasional.
"Dari PT Pindad yaitu Maung MV3-EV, ranpur harimau dan senjata SS3. PT PAL dengan produksi (kapal) frigate Merah Putih, kapal bantu rumah sakit, landing platform deck serta modernisasi F-15 yang akan dilaksanakan oleh PT DI (Dirgantara Indonesia)," kata purnawirawan jenderal itu.
PT LEN juga memamerkan unmanned aerial vehicle (drone), combat management system motorcycle dan becak listrik. Di forum itu, Sjafrie turut menjelaskan alutsista dari luar negeri yang dipamerkan di Indo Defence 2025, antara lain Sukhoi-57 dari Rusia, sistem radar AFK-300 E dari Turki dan pesawat tempur Rafale dari Prancis.
"Ada pula peralatan nonalutsista, penanggulangan bencana alam dan kedarurat lainnya," imbuhnya.
3. Prabowo singgung tidak ada negara waras yang ingin ada peperangan

Sementara, dalam pidatonya di pembukaan Indo Defence 2025, Presiden Prabowo Subianto mengatakan, keselamatan suatu bangsa harus dijamin oleh pertahanan suatu bangsa. Tidak ada bangsa waras yang menghendaki perang.
"Perang adalah kegiatan manusia yang destruktif, perang adalah menimbulkan kehancuran," ujar Prabowo.
Namun, kata dia, sejarah manusia mengajarkan bahwa suatu bangsa yang tidak mau investasi terhadap pertahanannya sendiri akan menanggung akibatnya.
"Biasanya, kedaulatannya dirampas, kemerdekaannya dirampas. Biasanya bangsa itu menjadi bangsa budak. Ini adalah ajaran sejarah. Karena itu, bangsa Indonesia dari awal mengatakan, Bangsa Indonesia cinta damai tapi Bangsa Indonesia lebih cinta kemerdekaan," kata dia.
Ia menambahkan, Indo Defence ditujukan bagi semua pihak untuk mengikuti perkembangan teknologi dan sains.
"Expo ini ditujukan untuk memberi kesempatan bagi industri pertahanan dalam negeri, industri pertahanan negara-negara sahabat, dunia akademisi di Indonesia, semua unsur pimpinan politik dan kemasyarakatan, serta tentunya generasi muda Republik Indonesia untuk mengikuti perkembangan teknologi dan sains khususnya di bidang pertahanan," kata purnawirawan jenderal bintang empat itu.