JAKARTA, Indonesia — Apapun dan bagaimanapun perkembangan tren dan teknologi yang sedang marak, industri kecantikan akan selalu jadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat di dunia dan juga di Indonesia.
Dari tahun ke tahun, perkembangan industri kecantikan ini terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Seperti yang diketahui, dari tahun ke tahun tren kecantikan selalu berubah. Tapi minat dan ketertarikan konsumen tak pernah meredup.
Fakta ini yang dipaparkan oleh Umesh Phadke, Presiden Direktur PT L'oreal Indonesia saat berbicara di depan pewarta media pekan lalu. Kata Umesh, ada tiga unsur penting yang jadi fokus utama di industri kecantikan. Ketiganya adalah perawatan kulit (skin care), perawatan rambut (hair care) dan tata rias (make up).
Menurut data Mintel.com, sepanjang tahun 2017, pasar kecantikan global menunjukkan peningkatan sebesar 5%. "Yang terbesar tetap di skin care. Karena segala sesuatu tentang skin care itu evergreen. Skin care adalah sesuatu yang jadi pondasi fundamental untuk urusan kecantikan. Make up yang paling bagus sekalipun tidak akan maksimal jika tidak disertai skin care yang bagus pula," ujar Umesh.
Skin care memegang porsi pasar terbesar di industri kecantikan dengan angka 36%, disusul hair care sebesar 23% dan make up 18%.
Tren di industri kecantikan juga selalu dinamis, berganti setiap tahun, bahkan setiap semester. Bicara tren, menurut pantauan Mintel, yang jadi tren kecantikan tahun ini adalah seputar produk kecantikan yang natural dan holistis dengan pendekatan lokal dan juga personalised beauty.
Tak cuma berjaya di kategori penjualan offline, industri kecantikan juga sukses menunjukkan taringnya di platform online (e-commerce). Seperti yang diketahui fenomena online shopping semakin merajalela saat ini. Di saat banyak gerai offline ritel yang ditutup dan bangkrut, aktivitas online shopping tak pernah mereda.
Di Indonesia sendiri, diperkirakan Rp 33 triliun dihabiskan konsumen untuk belanja online di kategori beauty dan fashion. Tentu ini adalah potensi yang sangat besar, mengingat banyaknya pengguna aktif internet di Indonesia saat ini.
Dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, tercata ada 32,19% warga Indonesia yang mengakses internet untuk melakukan aktivitas shopping online. Jumlah transaksi yang terjadi di online juga belum meredup. Semua didukung oleh aktivitas media sosial yang cukup tinggi di kalangan masyarakat.
Faktanya, semakin banyak konsumen yang belanja produk kecantikan secara online karena dianggap lebih nyaman, menawarkan lebih banyak variasi, menyediakan perbandingan harga dengan cepat, menawarkan pilihan pembayaran yang lebih baik dan pengiriman barang yang praktis.
CMO Lazada Indonesia pun membenarkan fenomena yang terjadi di industri beauty e-commerce. Lazada, yang menurut riset Iprice 2018 menjadi situs e-commerce dengan jumlah pengunjung terbanyak, melihat fenomena kategori kecantikan sebagai salah satu pemasok keuntungan terbesar. Artinya, pasar industri kecantikan tak pernah melemah, terutama untuk urusan online shopping.
"Kami juga mengamati perubahan perilaku konsumen di Indonesia yang mulai mengandalkan berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk produk kecantikan,” ungkap Achmad.
Kategori beauty di situs e-commerce jadi salah satu yang populer. Bayangkan, di Lazada saja, dalam waktu satu tahun, terjadi peningkatan penjualan sebesar empat kali lipat (dari Januari 2016 hingga Desember 2017). Dua kategori terbesar yang paling diminati dari beauty section di Lazada antara lain adalah skin care dan make up.