Jakarta, IDN Times - Tumbuh dengan baik, makan kenyang, dan mendapat kasih sayang adalah hak setiap anak. Namun bagi AMK (9), hal itu seperti cerita fiktif. AMK kecil menerima kekerasan fisik dan psikologis dari pasangan ibunya.
Saat gadis seusianya bermain dan bercengkrama di depan halaman rumah, AMK harus berjibaku dengan alat medis yang melekat di tubuhnya sejak ditemukan terlantar di depan kios Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada 11 Juni 2025. Kondisi mengenaskan. Dia hanya berbobot 11 kilogram.
Langit-langit rumah sakit menemani AMK sejak 14 Juni 2025, tangan-tangan yang menolongnya membopong tubuh ringkih nan kurus itu RS Bhayangkara Polri. Dia masih menjalani perawatan medis.
AMK mengalami kekerasan sebelum ditemukan terlantar. Dia kerap dipukul, ditendang, dibanting hingga disiram bensin dan dibakar wajahnya di kebun tebu oleh seseorang yang kini dipertanyakan isi nuraninya.
Dengan potongan ingatan ala anak-anak, AMK membuka siapa pelaku yang membuatnya menderita. Dia adalah EF alias YA (40) yang kerap disapa Ayah Juna olehnya. EF alias YA bukan seorang sosok ayah, tetapi pasangan sesama jenis ibu kandungnya, SNK (42).