Jakarta, IDN Times – Allah SWT sebagaimana menciptakan segala sesuatu berpasangan, termasuk manusia diciptakan berpasang-pasangan dan dipersatukan melalui pernikahan dengan niat beribadah kepada Allah SWT.
Hal tersebut terkandung dalam firman Allah SWT QS. An-Nisa ayat 1, sebagai berikut.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Artinya: “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa: 1).
Mengutip dari Muhammadiyah.or.id tujuan menikah adalah untuk melanjutkan keturunan, menghindari zina, dan mengikuti Sunah Rasulullah Saw. Sehingga dalam mencari pasangan hidup untuk membina rumah tangga bersama tidak boleh dilakukan sembarangan.
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Budi Jaya Putra menjelaskan tentang cara memilih istri dan suami yang tepat dalam pandangan Islam. Berikut penjelasannya.