Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kapal milik TNI AL. (Dokumentasi TNI AL)
Ilustrasi kapal milik TNI AL. (Dokumentasi TNI AL)

Intinya sih...

  • Satu nelayan terkena peluru karet di bagian leher

  • TNI temukan obat-obatan psikotropika di dalam dua kapal yang kabur

  • Nelayan mengaku ditembaki TNI AL saat sedang menjaring ikan

Jakarta, IDN Times - Mabes TNI Angkatan Laut (AL) menjelaskan kronologi peristiwa penembakan yang dilakukan oleh para prajuritnya terhadap nelayan di perairan Palembang, Sumatra Selatan pada 12 Juli 2025 lalu. Akibat penembakan itu, satu nelayan terkena tembakan peluru karet di bagian leher.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Tunggul mengatakan aksi penembakan itu bermula ketika KRI Sutedi Senoputra-378 tengah berpatroli di Perairan Tenggara Tanjung Jabung. Ketika tengah berpatroli, personel TNI AL melihat ada tiga kapal yang melakukan aktivitas mencurigakan.

"Terlihat kontak tiga kapal nelayan kecil sedang menambatkan tali di buritan Tongkang sehingga diduga adanya tindak ilegal," ujar Tunggul ketika dikonfirmasi pada Jumat (18/7/2025).

Karena merasa curiga, personel KRI Sutedi Senoputra-378 memberikan peringatan agar kapal nelayan itu menghentikan aktivitasnya. Tetapi, dari tiga kapal, dua kapal malah coba melarikan diri. Dua kapal yang coba melarikan diri itu adalah Kapal Motor (KM) Aqshal dan KM Aqshal 2.

Tunggul menambahkan personel TNI AL sudah memberikan tembakan peringatan agar dua kapal yang coba kabur untuk berhenti. KM Aqshal malah memberikan perlawanan dengan mengarahkan kapalnya ke arah KRI Sutedi Senoputra-378 untuk ditabrakkan.

"Selanjutnya KRI Sutedi Senoputra-378 melepaskan tembakan peringatan pertama menggunakan peluru hampa, namun KM Aqshal tidak mengindahkan instruksi tersebut. Sementara pada saat bersamaan KM Aqshal 2 terus melarikan diri menuju daratan," tutur dia.

1. Satu nelayan terkena peluru karet di bagian leher

Ilustrasi kapal perang Republik Indonesia (KRI) milik TNI Angkatan Laut (Dokumentasi TNI AL)

Lantaran dua kapal tidak bersedia berhenti, maka personel KRI Sutedi Senoputra-378 menurunkan dua tim Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) untuk mengejar dua kapal tersebut. Personel TNI AL kemudian melepaskan beberapa tembakan ke arah KM Aqshal 2.

"Tim VBSS 1 melepaskan tembakan dengan peluru karet butir ke arah KM Aqshal 2, namun KM Aqshal 2 yang diawaki lima orang ABK tetap menambah kecepatan ke arah daratan dengan kondisi satu orang terkena peluru karet," kata Tunggul.

Berdasarkan keterangan kapten kapal, Rusdianto, salah satu awak kapal yang terkena tembakan bernama Yogi. Ia sudah dilarikan ke Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid, Palembang. Menurut ayah korban, peluru telah berhasil dikeluarkan lewat operasi, namun Yogi belum dapat diajak berkomunikasi.

2. TNI temukan obat-obatan psikotropika di dalam dua kapal yang kabur

Ilustrasi kapal perang Republik Indonesia milik TNI Angkatan Laut (AL). (Dokumentasi TNI AL)

Setelah dilakukan pengejaran, semua kapal akhirnya berhasil ditangkap. Kedua kapal itu akhirnya merapat ke KRI Sutedi Senoputra-378. Saat dua kapal itu diperiksa, personel TNI AL menemukan barang berupa obat-obatan psikotropika.

"Saat dilaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap KM Aqshal, ditemukan bekas obat-obatan yang telah terpakai (diduga obat-obatan psikotropika). Selanjutnya, KM Aqshal dikawal menuju Lanal Bangka Belitung untuk proses hukum lebih lanjut," kata Tunggul.

Ia memastikan seluruh tindakan yang dilakukan personel TNI AL sudah sesuai dengan prosedur dan kini kasus tersebut telah diserahkan ke pihak berwajib.

3. Nelayan mengaku ditembaki TNI AL saat sedang menjaring ikan

Ilustasi kapal nelayan. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Sementara, keterangan berbeda datang dari pihak nelayan. Rusdianto, kapten kapal yang mengaku ditembaki, mengatakan ia dan rekannya tengah menjaring ikan ketika sebuah kapal perang mendekat dan mengeluarkan speedboat dengan delapan prajurit berseragam loreng.

Tanpa komunikasi, mereka langsung menembaki kapal nelayan. "Pas sudah dekat, dari perahu karet itu menembak ke arah kami," ujar Rusdianto.

Editorial Team