Jakarta, IDN Times - TNI Angkatan Darat (AD) turut memamerkan sejumlah alutsista yang merupakan hasil inovasi dari satuan penelitian dan pengembangan di Indo Defence 2025, JI Expo, Jakarta Pusat. Dua di antaranya yang menarik adalah Rifle Perimeter Management System dan senjata antidrone yang berbasis guided art missile.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (AD), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, mengatakan, alutsista itu sudah melalui tahapan sertifikasi. Jenderal bintang satu itu menyebut tidak menutup kemungkinan alutsista itu akan diajukan untuk ke tahapan uji coba.
"Bila memang betul bisa kami yakinkan tingkat efektivitas dan manfaat berkaitan dengan kegiatan operasi atau manuver-manuver yang kita laksanakan, betul-betul bisa kami jamin pelaksanaannya," ujar Wahyu di JI Expo, Kamis (12/6/2025).
Ia pun tidak menutup peluang untuk bekerja sama dengan industri-industri pertahanan agar alutsista buatan litbang tersebut dapat diproduksi massal. Mitra yang dibidik terutama industri pertahanan di dalam negeri.
"Karena Indo Defence ini juga merupakan salah satu titik poin atau suatu forum yang menegaskan bahwa kita akan semakin memperkuat kemandirian pertahanan dengan berbasis industri pertahanan dalam negeri," tutur dia.
Ia menjelaskan, Rifle Perimeter Management System memiliki fungsi untuk mendeteksi arah tembakan dari musuh. Alat itu, kata Wahyu, juga berfungsi mendeteksi lokasi titik koordinat musuh di daerah operasi.
"Alat ini juga sudah disertifikasi. Saat ini tahapannya sudah ada di uji coba. Nanti tentu akan memasuki tahapan lanjutan dari Litbang," kata dia.
Sementara, senjata antidrone, kata Wahyu, dikembangkan oleh pusat persenjataan artileri pertahanan udara (Arhanud).
"Gunanya untuk melumpuhkan ancaman drone dari musuh sehingga, kita bisa dengan cepat mendeteksi yang berkaitan dengan ancaman drone yang merapat ke lokasi-lokasi vital kita," kata dia.