Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times – Staf Ahli Menteri Bidang Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPPA, Titi Eko Rahayu, mengatakan jika indeks pembangunan manusia (IPM) perempuan di Indonesia pada 2020 masih jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Hal itu, katanya, terjadi bahkan saat indeks pembangunan gender berada di atas 90, yakni tepatnya di angka 91,06.

“Laki-laki itu sudah mencapai 75,98 atau kategori tinggi. Sedangkan IPM perempuan masih kategori sedang karena masih di posisi di bawah 70,” kata Titi dalam webinar Mengawal UU TPKS di Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak, Sabtu (23/4/2022).

1. Selalu ada selisih dari indeks pembangunan manusia

ilustrasi keluarga (IDN Times/Arief Rahmat)

Titi menjelaskan, angka IPM laki-laki dan IPM perempuan dari tahun ke tahun memang selalu memiliki selisih. Di mana IPM laki-laki jauh lebih tinggi daripada IPM perempuan.

Menurut dia, hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa masih ada kesenjangan antara laki-laki dan perempuan.

“Masih diperlukan peran-peran strategis agar bisa mengatasi kendala dalam mengarusutamakan gender,” ujar Titi.

2. Angka harapan hidup perempuan lebih panjang dari laki-laki

Ilustrasi Sekelompok Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Terkait catatan lainnya, Titi mengatakan bahwa angka harapan hidup perempuan jauh lebih panjang daripada laki-laki. Di mana angka harapan hidup perempuan adalah sebesar 73,5 tahun di tahun 2020, sedangkan laki-laki 69,6 tahun.

“Sebenarnya lebih panjang. Namun angka kesakitan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki,” jelasnya.

Sementara terkait lama sekolah, Titi mengatakan ternyata lama sekolah perempuan masih perlu ditingkatkan karena sampai tahun 2020, angka menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah perempuan masih sampai kelas 8 atau setara SMP kelas 2.

“Sedangkan laki-laki hingga di kelas 9,” katanya, menambahkan bahwa data tersebut dikutip dari BPS dan juga data Pembangunan Manusia Berbasis Gender dari Kementerian PPPA tahun 2021.

3. Perekonomian masih didominasi laki-laki

Ilustrasi Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Selanjutnya, dalam hal perekonomian di Indonesia, Titi juga menyebut ini masih didominasi oleh laki-laki. Di mana angka pengeluaran per kapita laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Ia menyebut angka pengeluaran per kapita laki-laki sudah berada di Rp15,57 juta per tahun, sedangkan perempuan masih di Rp9 juta per tahun.

“Atau hanya 58,23 persen dibandingkan dengan pengeluaran laki-laki,” ungkapnya.

Editorial Team