Ada Panic Buying Imbas Virus Corona, Ini Respons Sandiaga Uno

Pemerintah harus memastikan ketersediaan bahan pokok

Jakarta, IDN Times - Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, menilai wajar terjadi fenomena panic buying atau pembelian bahan pokok dalam jumlah besar yang dilakukan oleh masyarakat merespons adanya virus corona atau COVID-19 di Indonesia.

Mantan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia itu mengatakan panic buying merupakan tindakan rasional karena adanya ketidakpastian informasi oleh pemerintah.

"Kalau tidak dikomunikasikan dengan baik, pasti ada kecemasan yang menimbulkan reaksi yang sangat rasional (panic buying). Karena ada ketidakpastian, mencari kepastian sendiri," katanya dalam diskusi bertajuk "Corona dan Kondisi Kebutuhan Pokok Kita" di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3).

1. Sandiaga imbau pemerintah untuk memberi kepastian informasi

Ada Panic Buying Imbas Virus Corona, Ini Respons Sandiaga UnoDiskusi bertajuk ‘Corona dan Kondisi Kebutuhan Pokok Kita’ oleh Populi Center di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3) (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Ketidakpastian informasi itu menurut dia muncul karena banyaknya informasi tidak benar yang diterima masyarakat melalui media sosial.

Oleh karena itu, menurut mantan Calon Wakil Presiden itu meyakinkan masyarakat bahwa wabah virus COVID-19 tidak akan mempengaruhi stok bahan makanan bagi seluruh masyarakat.

"Tugas pemerintah memberikan kepastian, rumusnya pasokan cukup aman. Jadi jangan khawatir bahan-bahan yang menjadi kebutuhan sehari-hari langka," ujarnya.

Baca Juga: Panic Buying Corona, Stok Beras Bandung Raya Masih Aman hingga Lebaran

2. Regulasi distribusi makanan harus disederhanakan

Ada Panic Buying Imbas Virus Corona, Ini Respons Sandiaga UnoIDN Times/Khaerul Anwar

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Sandi ini menambahkan, pemerintah juga harus memastikan regulasi distribusi makanan tidak terlampau berbelit-belit. Dengan begitu, harga semua kebutuhan pokok pun menjadi terjangkau bagi masyarakat.

"Pasokan dipastikan, masyarakat dikomunikasikan dengan baik. Bawang putih ada kelangkaan, cabe pernah Rp200 ribu di DKI, ini hal-hal yang sama. Dan dengan adanya COVID-19 kita punya ketidakpastian, ini tugas kita bersama," ucap Sandi.

3. Persediaan daging di Indonesia masih aman

Ada Panic Buying Imbas Virus Corona, Ini Respons Sandiaga UnoIlustrasi pasar tradisional. IDN Times/Ervan Masbanjar

Pernyataan Sandiaga soal stok bahan pokok yang aman itu dikonfirmasi oleh pelaku usaha bisnis daging dan sapi, Yustinus Sadmoko. Ia mengaku belum terlalu khawatir dengan merebaknya virus asal Kota Wuhan, Tiongkok tersebut.

Sebab menurut dia, sebagian besar daging sapi impor justru berasal dari Australia, negara yang tergolong aman dari wabah COVID-19. Suplai daging sapi di dalam negeri pun masih cukup untuk enam bulan ke depan karena pemerintah tidak menutup pintu impornya.

"Jadi kalau dari sisi suplai, kita masih percaya diri. Jadi sampai hari ini pemerintah tidak menutup impor," katanya menjawab pernyataan Sandiaga.

"Sapi hanya (diimpor) dari Australia. Jadi memang tidak terlalu berisiko ditutup," lanjutnya.

4. Kenaikan harga daging bukan karena COVID-19

Ada Panic Buying Imbas Virus Corona, Ini Respons Sandiaga UnoDiskusi bertajuk ‘Corona dan Kondisi Kebutuhan Pokok Kita’ oleh Populi Center di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3) (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dari sisi permintaan, diakuinya beberapa waktu terakhir memang sempat terjadi "rush" daging sapi. Namun hal itu menurut dia merupakan hal yang sangat lumrah. Sebab tiap tahunnya, dua bulan sampai satu bulan menjelang bulan Ramadhan terjadi hal tersebut.

"Jadi kita lihat memang permintaan naik, tapi itu karena wabah ini atau karena memang sudah season-nya, waktunya untuk naik, kita belum lihat pengaruhnya dari virus corona ini. Kalau kita lihat di sini yang hadir pun tidak pakai masker, jadi memang masih aman," ucapnya.

Baca Juga: Virus Corona, Stok Beras Aman, Tak Ada Panic Buying di Jawa Tengah

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya