BPN Prabowo-Sandiaga Usul Mitigasi Bencana Jadi Tema Debat Capres

Ma'ruf Amin bertekad memperkuat BMKG dan BNPB

Jakarta, IDN Times - Tsunami yang baru-baru ini menerjang wilayah Banten dan Lampung Selatan, menyita perhatian banyak pihak. Sebab, upaya dalam mengurangi risiko bencana alam atau biasa dikenal mitigasi oleh pemerintah, diangap masih lemah dari serangkaian peristiwa bencana yang sebelumnya terjadi.

Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso mengatakan dalam menunjang kerja pemerintah yang memerlukan anggaran mitigasi bencana, harus juga ada pendidikan kepada aparatur negara tentang bagaimana menghadapi penanganan bencana.

“Yang pertama pendidikan khusus harus diperbanyak yang setahu saya di Unhan (Universitas Pertahanan) sudah ada disaster management yang di daerah-daerah lain saya kira masih perlu, ya,” kata Djoko di Jakarta Selatan, Kamis (27/12).

Baca Juga: Kesaksian Nelayan Lihat Gelombang Tsunami 15 Meter Hancurkan Desanya

1. Anggaran mitigasi bencana kecil diusulkan jadi pembahasan debat capres

BPN Prabowo-Sandiaga Usul Mitigasi Bencana Jadi Tema Debat CapresOji Paoji/WWF Indonesia

Djoko mengatakan anggaran pemerintah terhadap institusi kebencanaan sangat kecil. Sehingga dia melihat mitigasi bencana bisa diusulkan menjadi tema debat capres-cawapres, sehingga kedua kandidat bisa mengeluarkan gagasannya tentang penanggulangan bencana.

“Karena perdebatan yang dibutuhkan masyarakat itu harus yang sangat bagus. Sehingga menghasilkan pemikiran-pemikiran yang baik dan bagaimana kita menghadapi bencana. Jadi saya kira bagus,” ujar dia.

2. BPN minta pemerintah menggencarkan sosialisasi pendidikan keselamatan dari bencana

BPN Prabowo-Sandiaga Usul Mitigasi Bencana Jadi Tema Debat CapresIDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Djoko juga meminta kepada pemerintah untuk selalu memberikan sosialisasi pendidikan keselamatan kepada warga yang berada di daerah rawan bencana alam.

"Juga latihan-latihan demikian juga pendidikan kepada masyarakat. Kalau sudah ada ada gempa bagaimana harus masuk di bawah kolong meja, kalau tsunami larinya kemana,” kata dia.

3. Ma’ruf Amin bertekad jika terpilih akan memperkuat BNPB dab BMKG

BPN Prabowo-Sandiaga Usul Mitigasi Bencana Jadi Tema Debat CapresIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sementara, calon wakil presiden pasangan capres nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin, juga bertekad akan menguatkan institusi bencana seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Karena Ma’ruf sadar Indonesia berada di zona lingkar cincin api.

“Kita ingin memperkuat peran BMKG dan BNPB. Kita sudah lihat mulai dari Aceh terus kemudian Lombok, Palu, kemudian sekarang Banten," ujar Ma'ruf, di kediamannya Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/12).

4. Ma’ruf akan memberikan fasilitas teknologi pendukung

BPN Prabowo-Sandiaga Usul Mitigasi Bencana Jadi Tema Debat CapresIDN Times/Panji Galih Aksoro

Ma'ruf juga memuji kepemimpinan pasangannya pada Pilpres 2019, yakni Joko 'Jokowi' Widodo karena sudah tanggap terhadap bencana yang terjadi. Jika terpilih, kata dia, pihaknya akan kembali menguatkan kedua lembaga bencana tersebut. Di antaranya adalah memberikan fasilitas teknologi pendukung.

“Peralatannya harus dicanggihkan, terutama deteksi dini itu, jangan sampai tidak terdeteksi. Karena itu, kita harus dilengkapi dengan alat-alat yang canggih. Sehingga bisa mendeteksi sebelum terjadi itu sudah ada warning kepada warga yang di daerahnya kemungkinan akan terjadi gempa atau tsunami,” kata dia.

5. Tsunami Selat Sunda memakan korban ratusan jiwa

BPN Prabowo-Sandiaga Usul Mitigasi Bencana Jadi Tema Debat CapresOji Paoji/WWF Indonesia

Tsunami di Selat Sunda yang menerjang wilayah pesisir bagian barat Provinsi Banten dan Lampung Selatan, pada Sabtu (22/12) lalu memakan lebih dari 400 orang, belasan ribu orang luka-luka, dan puluhan lainnya masih hilang. Selain korban jiwa, tsunami yang diperkirakan terjadi pada pukul 21.30 WIB juga menghancurkan ratusan bangunan. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan tsunami di Selat Sunda tanpa ada pemberitahuan. Bahkan, tsunami kali ini awalnya disebutkan sebagai gelombang laut biasa, namun akhirnya diralat menjadi bencana tsunami.

Penyebab tsunami Selat Sunda disebut-sebut sebagai fenomena langka. Sebab, bencana ini diduga akibat dua faktor alam, yakni karena naiknya gelombang laut akibat bulan purnama. Kedua, diduga akibat erupsi Gunung Anak Krakatau yang memicu longsornya tanah bawah laut.  

Baca Juga: Antisipasi Tsunami Susulan, Masyarakat Diimbau Jauhi Pantai 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya