Deretan Kasus Kekerasan Berujung Kematian di STIP hingga IPDN

Kasus kekerasan terjadi berulang berujung jatuh korban

Intinya Sih...

  • Kasus kekerasan berujung kematian di STIP
  • Agung B Gultom dibunuh oleh 10 taruna senior pada 12 Mei 2008. Dimas Dikita Handoko dianiaya hingga tewas pada 25 April 2024. Amirulloh Adityas Putra tewas setelah dianiaya lima senior pada 10 Januari 2017.
  • Kasus kekerasan berujung kematian di IPDN
  • Erry Rahman, Wahyu Hidayat, dan Cliff Muntu menjadi korban tewas akibat kekerasan yang dilakukan oleh para seniornya pada tahun 2000 hingga 2003.

Jakarta, IDN Times - Kasus penganiayaan terhadap taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Putu Satria Ananta Rustika (19), menambah panjang deretan kasus kekerasan berujung kematian di sekolah kedinasan.

Hampir di setiap kasus kekerasan di sekolah kedinasan memiliki motif arogansi senioritas. Masalah sepele diganjar dengan pukulan menjadi hal yang kerap terjadi di dalam sekolah.

Selain di STIP, kasus kekerasan berujung kematian juga terjadi berulang di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP). Berikut daftar kasus kekerasan di STIP hingga IPDN yang dirangkum IDN Times.

Baca Juga: 3 Tersangka Terlibat Penganiayaan Taruna STIP Terancam 15 Tahun Bui

1. Tiga kasus kekerasan berujung kematian di STIP

Deretan Kasus Kekerasan Berujung Kematian di STIP hingga IPDNRekaman CCTV kasus penganiayaan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) (dok. IDN Times/Istimewa)

Berikut tiga kasus kekerasan berujung kematian di STIP

  • Agung B Gultom

Taruna tingkat pertama, Agung B Gultom, membuka deretan kasus penganiayaan di STIP. Peristiwa yang melibatkan 10 taruna senior itu terjadi pada 12 Mei 2008.

Berdasarkan hasil autopsi, terdapat luka memar di dada dan muka. Selain itu, terdapat pendarahan di kepala bagian belakang dan levernya rusak.

Polisi pun menetapkan 10 tersangka yakni LAS, NUH, ANT, ANG, PUT, HA, MA, KAR, RIF, dan HAR. 

  • Dimas Dikita Handoko

Kasus kekerasan berujung kematian kembali terjadi di STIP pada 25 April 2024. Kali ini menimpa taruna tingkat pertama Dimas Dikita Handoko (19).

Masalahnya sepele, hanya karena dianggap tidak menghormati para seniornya. Dimas pun dianiaya dengan pukulan di perut hingga tewas.

Dalam kasus ini, polisi menetapkan tiga tersangka senior Dimas yakni Angga Afriandi (21), Fachry Husaini Kurniawan (19), dan Adnan Fauzi Pasaribu (20).

  • Amirulloh Adityas

Taruna tingkat pertama Amirulloh Adityas Putra menambah daftar korban tewas akibat kekerasan di STIP. Peristiwa yang melibatkan lima senior tingkat dua itu terjadi pada 10 Januari 2017.

Amirulloh dianiaya dengan pukulan di perut, dada, dan ulu hati. Setelah itu ia tak sadarkan diri, daat diperiksa dokter piket STIP, Amirullah ternyata sudah tak bernyawa.

2. Deretan kasus kekerasan berujung kematian di IPDN

Deretan Kasus Kekerasan Berujung Kematian di STIP hingga IPDNSuasana Kampus IPDN Sumbar (sumbar.ipdn.ac.id)

Kasus kekerasan berujung kematian juga terjadi di IPDN. Berikut kasusnya:

  • Erry Rahman

Kasus kematian pertama terjadi pada 2000 dengan korban Erry Rahman. Erry tewas setelah menerima hukuman berat oleh seniornya. Erry sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.

  • Wahyu Hidayat

Kasus kekerasan berujung kematian di IPDN kembali terulang pada 2002 yang menimpa korban praja baru, Wahyu Hidayat. Ia tewas setelah dianiaya senior karena lalai menjalankan kegiatan ekstrakurikuler.

  • Cliff Muntu

Pada 2003, giliran Cliff Muntu yang menjadi korban jiwa. Dia juga diduga dianiaya senior hingga tewas.

3. Kasus kekerasan berujung kematian juga terjadi di PIP Semarang

Deretan Kasus Kekerasan Berujung Kematian di STIP hingga IPDNRekaman CCTV kasus penganiayaan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) (dok. IDN Times/Istimewa)

Selain STIP, IPDN, kasus kekerasan berujung kematian juga sempat terjadi di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang pada 2021. Korban adalah Zidan Muhammad Faza.

Zidan dianiaya oleh lima seniornya hingga tewas. Polisi pun menetapkan kelima pelaku sebagai tersangka yakni Caesar Richardo Bintang Samudra Tampubolon, Aris Riyanto, Andre Arsprilla Arief, Albert Jonathan Ompusungu, dan Budi Dharmawan.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya