Dukcapil Bersinergi dengan Polri di G20, Terapkan Face Recognition

Face recognition permudah identifikasi pelaku kejahatan

Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Polri berkolaborasi untuk pengamanan G20 dengan menerapkan pengenalan wajah atau face recognition. Face recognition melalui CCTV Inafis Bareskrim Polri ini terpasang di beberapa titik vital di Provinsi Bali.

Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, secara keseluruhan tingkat akurasi dan validitas data face recognition yang dilakukan melalui CCTV Inafis Bareskrim Polri dan terhubung ke data center Ditjen Dukcapil Kemendagri telah berjalan sangat baik.

“Saya harapkan data Dukcapil ini bisa berkontribusi besar untuk pencegahan kejahatan dan mampu menunjang tugas kepolisian secara maksimal, yang saat ini sudah menggunakan teknologi face recognition," kata Zudan lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (12/11/2022).

Baca Juga: KontraS Soroti Pengamanan Aparat di G20: Berlebihan dan Represif

1. Face recognition permudah Polri identifikasi pelaku kejahatan

Dukcapil Bersinergi dengan Polri di G20, Terapkan Face RecognitionIndosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan jaringan 5G sebagai persiapan menyambut puncak Presidensi G20 di Nusa Dua, Bali 15-16 November. (Dok. IOH).

Kepala Pusat Inafis Bareskrim Polri Brigjen Pol Mashudi menyatakan, sangat berterima kasih atas dukungan Dukcapil Kemendagri dalam penerapan face recognition yang sangat mendukung Polri untuk bisa bergerak lebih cepat dalam pencegahan kejahatan dan penegakan hukum.

"Kerja sama dengan Dukcapil Kemendagri ini sangat membantu tugas kami di Polri. Kami bisa cepat mengidentifikasi pelaku kejahatan dan korban kejahatan dan bisa melakukan pencegahan kejahatan karena bisa cepat melakukan identifikasi," urai Brigjen Pol Mashudi.

2. Kemendagri dukung sinergi Dukcapil dan Polri di G20

Dukcapil Bersinergi dengan Polri di G20, Terapkan Face RecognitionMenteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (IDN Times/Aryodamar)

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian sangat mendukung sinergi dan mendorong Dukcapil untuk memberikan dukungan penuh.

"Saya memahami betul gunanya data Dukcapil. Saat saya menjadi Kapolri sudah menggunakan data Dukcapil untuk identifikasi pelaku kejahatan dan korban kejahatan maupun kecelakaan pesawat. Semua sangat cepat dan bernilai manfaat tinggi. Oleh karena itu, saya minta sinergi ini harus ditingkatkan," ujar Tito Karnavian.

3. Luhut sebut face recognition perkecil kemungkinan adanya kejahatan

Dukcapil Bersinergi dengan Polri di G20, Terapkan Face RecognitionMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sistem keamanan yang dipakai saat KTT G20 di Bali menggunakan teknologi yang canggih.

Salah satunya teknologi pengenalan wajah dengan cepat atau face recognition.

Menurut Luhut, teknologi itu langsung bisa mendeteksi identitas orang yang terekam dalam kamera CCTV.

"Jadi bisa ditandai seperti yang ada di film-film kalian itu. Jadi kita berharap dengan teknologi ini, sekarang kita akan memperkecil kemungkinan-kemungkinan yang tidak kita inginkan," kata Luhut di Apel Gelar Pasukan Pengamanan VVIP pada KTT G20, di Lapangan Niti Mandala, Denpasar, Senin (7/11/2022).

4. KontraS kritik penggunaan alat face recognition

Dukcapil Bersinergi dengan Polri di G20, Terapkan Face RecognitionKoordinator KontraS, Fatia Maulidyanti tiba di Polda Metro Jaya pada Senin (21/3/2022). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Kendati demikian, penggunaan face recognition ini dikritik oleh KontraS. Koordinator Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti mengatakan, di banyak negara penggunaan face recognition bermasalah terkait privasi dan kriminalisasi.

"Di beberapa kasus, penggunaan alat tersebut sering kali mengidentifikasi dan mengancam keterlibatan masyarakat dalam mengemukakan pendapat secara damai, karena dianggap sebagai ancaman bagi ketertiban umum," ujarnya.

Menurut Fatia, pengamanan berlebihan pada momentum G20 harusnya diiringi dengan suka cita, bukan dengan penuh ketakutan warga sipil.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya