Jokowi Tersulut Emosi, Gerindra: Sebagai Presiden Tidak Pantas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono menilai bahwa reaksi Presiden Joko "Jokowi" Widodo menanggapi berita bohong atau hoaks tentang dirinya yang disebut sebagai PKI, berlebihan. Bahkan tak pantas dikeluarkan oleh seorang yang menjabat sebagai Kepala Negara.
"Terus terang kalimat 'Mau saya tabok' yang dikeluarkan Jokowi itu sangat tidak pantas. Apalagi dia presiden," kata Ferry Juliantono dalam keterangannya, Sabtu (24/11).
Baca Juga: Geram Difitnah Terus, Presiden Jokowi: Mau Saya Tabok Orangnya
1. Ferry bandingkan fitnah yang menyerang Prabowo dengan Jokowi
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga membandingkan reaksi Jokowi dengan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang dia nilai kerap menjadi korban berita bohong sejak awal maju dalam kancah politik nasional.
"Bagaimana rasanya jika Jokowi jadi Prabowo yang selalu difitnah? Difitnah sebagai dalang kerusuhan 98, difitnah menculik dan membunuh aktivis? Itu sejak lama loh. Lawan-lawan politiknya memfitnah seperti itu," klaim Ferry.
Baca Juga: [Wawancara Eksklusif] Aktivis Hendro Cahyono Blak-Blakan Soal Dalang Kerusuhan 1998
2. Jokowi jadi lebih galak
Ferry mengaku bingung dengan hal ini, karena secara personal kata Ferry, Prabowo yang besar dari kalangan militer seharusnya lebih reaktif dari Jokowi yang berasal dari sipil ketika dihadapkan hal semacam itu.
Editor’s picks
"Pak Prabowo itu kan bisa saja lebih keras, lebih reaktif karena latar belakang militer. Tapi kenapa Jokowi yang lebih galak?" ujar Ferry.
3. Prabowo justru lebih ‘kalem’
Pada kesempatan itu, Ferry juga menjelaskan reaksi Prabowo yang justru lebih ‘kalem’ padahal, menurut Ferry kalimat pidato Ketua Umum Partai Gerindra itu sering disalahartikan bahkan 'digoreng' oleh lawan politiknya selama kampanye.
"Soal tampang Boyolali, ojek online, itu kan substansinya Pak Prabowo mau berjuang membantu kondisi mereka. Tapi malah dipelintir seakan beliau menghina. Ini jahat sekali," terangnya.
"Bayangkan jika Jokowi yang mendapat perlakuan semacam Pak Prabowo. Mungkin bukan mau nabok lagi dia, Jokowi mungkin mau banting orangnya," jelas Ferry.
Baca Juga: Geram Difitnah Terkait PKI, Jokowi: Apa Ada PKI Balita?
4. Jokowi geram terhadap pelaku penyebar hoaks dan fitnah atas dirinya
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan ingin mencari dan menabok orang yang terus menerus memfitnah dan menyebarkan berita bohong alias hoaks di media sosial (medsos) tentang dirinya. Hal itu dia sampaikan saat berpidato di Lampung Tengah, Jumat (23/11).
"Coba di medsos, itu adalah DN Aidit pidato tahun 1955. Lha kok saya ada di bawahnya? Lahir saja belum, astaghfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok orangnya di mana saya cari betul," ujar Jokowi terkait fitnah yang menyebutnya anggota PKI.
Baca Juga: Polisi Tangkap Penyebar Hoaks yang Sebut Jokowi Anggota PKI