MUI: KPU dan Bawaslu Jangan Jadi Pemain

MUI akan berdialog dengan KPU dan Bawaslu

Jakarta, IDN Times - Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar rapat pleno ke-34 dengan tema ‘Umat Islam Menghadapi Pemilu dan Pilpres 2019'. Diskusi yang berlangsung selama 2 jam 30 menit itu mengahasilkan delapan poin.

“Kami berharap KPU dan Bawaslu berlaku adil dan jujur menjadi wasit, jangan ikut sebagai pemain, sehingga aman dan tertib. Demikian juga penegak hukum untuk berlaku netral,” kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Didin Hafiduddin, di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/1).

1. MUI tak ingin ada celah kecurangan

MUI:  KPU dan Bawaslu Jangan Jadi PemainIDN Times/Irfan Fathurohman

Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin berharap dalam pelaksanaan Pemilu kali ini tidak terjadi kecurangan. MUI pun kata Din, terus berdakwah untuk ikut mengawal Pemilu yang bersih.

“Jangan ada celah atau peluang yang bisa dituduh oleh salah satu pihak sebagai berat sebelah. Itu berbahaya jadi kami Wantim (Dewan Pertimbangan MUI) wanti-wanti dari sekarang,” kata Din.

Baca Juga: MUI: Debat Pilpres Saling Serang, Seperti Demokrasi Tingkat Kelurahan

2. MUI akan undang KPU dan Bawaslu untuk menyampaikan hasil rapat pleno

MUI:  KPU dan Bawaslu Jangan Jadi PemainIDN Times/Axel Jo Harianja

Din mengatakan MUI akan mengundang KPU dan Bawaslu untuk berdialog sekaligus menyampaikan hasil rapat pleno MUI.

“Iya kami akan bertemu dengan KPU dan Bawaslu, kami akan mengundang untuk bisa hadir pada pertemuan wantim pada bulan Februari ini,” ucapnya.

3. Rekomendasi rapat pleno juga akan melakukan dialog ke TNI Polri

MUI:  KPU dan Bawaslu Jangan Jadi PemainANTARA FOTO/Reno Esnir/pras

Selain delapan poin yang dihasilkan, ada rekomendasi dari Dewan Pertimbangan MUI untuk melakukan dialog bersama TNI dan Polri untuk bisa mengawal Pemilu yang adil dan bersih.

“Selain itu kita akan mengundang masing-masing paslon,” kata Din.

4. Delapan poin hasil rapat pleno ke-34 MUI

MUI:  KPU dan Bawaslu Jangan Jadi PemainIDN Times/IrfanFathurohman

1. Prihatin terhadap kondisi kebangsaan dan keumatan dengan melihah fenomena gejala perpecahan.
2. Kita menyeru pada bangsa pimpinan dan tokoh untuk persatuan dan kesatuan. Pilpres adalah alat dan prasarana pemersatu bangsa bukan untuk perpecahan tapi untuk peradaban mencari pemimpin yang baik.
3. Perbedaan pilihan tidak boleh melahirkan perpecahan.
4. Menyeru para ulama untuk tidak mengumbar pernyataan yang mengundang konflik pertentangan.
5. Menempatkan posisi MUI sebagai rumah besar bagi umat Islam.
6. Umat Islam dipersilahkan memiliki literasi politik untuk menentukan pilihan.
7. Berharap pada pemangku gelaran Pemilu untuk berlaku adil, jujur sehingga aman dan tertib demikian juga penegak hukum untuk netral.
8. Umat Islam memiliki kekuatan yang dahsyat yaitu doa. Diharapkan kepada pemimpin umat, kepada tokoh-tokoh para pendukung kiai para ulama dan juga umat secara menyeluruh baik pada waktu bangun malam melaksanakan salatnya berdoa memohon kepada Allah agar dilahirkan pemimpin yang amanah, pemimpin yang terbaik, pemimpin yang cerdas pemimpin yang jujur yang membawa kepada kemaslahatan dunia dan akhirat.

Baca Juga: Harlah Nahdlatul Ulama, Khofifah-Yenny Wahid Temui Anies Baswedan

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya