RI Batal Beli Vaksin AstraZeneca, PKS: Beli Kucing dalam Karung

PKS minta pemerintah gak ugal-ugalan soal vaksin

Jakarta, IDN Times - Indonesia akhirnya memutuskan batal membeli 100 juta vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca. Untuk kali ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setuju dengan keputusan pemerintah.

“Saya setuju untuk tidak membeli vaksin yang tidak jelas, alias membeli kucing dalam karung. Masak kegagalan produksi yang tanggung pembeli, itu kan
aneh. Juga membeli vaksin yang belum diuji klinis tahap 3,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto kepada IDN Times, Jumat (23/10/2020).

Baca Juga: Ironis! Relawan Vaksin AstraZeneca di Brasil Meninggal karena COVID-19

1. Pemerintah tidak boleh terburu-buru, apalagi ugal-ugalan membeli vaksin COVID-19

RI Batal Beli Vaksin AstraZeneca, PKS: Beli Kucing dalam KarungIlustrasi vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Mulyanto mengatakan, berbagai kebijakan, strategi dan program penanggulangan COVID-19 harus berbasis riset alias evidence based approach. Tidak boleh sembarang atau sekadar perkiraan, agar tindakan yang dilakukan tepat dan akurat, tidak tergesa-gesa.

“Pemerintah tidak boleh terburu-buru, apalagi ugal-ugalan. Harus bertahap sesuai abjadiah (runut). Pembentukan RUU Cipta Kerja ngebut, masak urusan vaksin dan nyawa manusia juga mau tabrak sana, tabrak sini,” ujarnya.

2. BPOM juga harus sudah menerbitkan izin edar

RI Batal Beli Vaksin AstraZeneca, PKS: Beli Kucing dalam KarungSimulasi penyuntikan vaksin COVID-19 di Depok, Jawa Barat. (Dok.Humas Jabar)

Mulyanto menilai, vaksin COVID-19 harus clear dulu hasil dari uji klinis tahap ketiga selesai. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga harus sudah menerbitkan izin edar, dengan begitu tervalidasi bahwa vaksin yang telah selesai tuntas uji klinis tersebut memang benar-benar efektif sebagai vaksin virus corona dan aman.

“Nah, bila sudah demikian barulah dipastikan bahwa vaksin tersebut halal, agar masyarakat yang menggunakannya merasa aman dari segi keyakinan religius mereka,” ujar dia.

“Kalau efekasisinya belum jelas, keamanan belum meyakinkan, kehalalan tidak tahu, langsung diedarkan. Ini kan akan bikin gaduh lagi. Sebaiknya pemerintah setop ugal-ugalan dan jangan bikin gaduh,” sambung Mulyanto.

3. Indonesia batal beli vaksin AstraZeneca

RI Batal Beli Vaksin AstraZeneca, PKS: Beli Kucing dalam KarungIlustrasi vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca (www.france24.com)

Indonesia akhirnya memutuskan batal membeli 100 juta vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca. Hal itu lantaran vaksin ini tak bersedia bertanggung jawab bila terjadi kegagalan produksi vaksin virus corona pada pertengahan 2021. Sementara, Indonesia diminta sudah harus membayar down payment atau uang muka senilai US$250 juta atau setara Rp3,67 triliun. 

Konfirmasi ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto kepada IDN Times saat dihubungi pada Kamis (22/10/2020). 

"Di dalam kontrak kesepakatan (dengan AstraZeneca) mengatakan ini kan belum ada produksinya, jadi uang muka (yang dibayarkan) akan digunakan untuk membangun produksi di Thailand. Di klausul lainnya bila terjadi kegagalan dalam produksi (vaksin COVID-19) maka mereka tidak boleh disalahkan. Ya, kami tidak jadi pesan," ungkap pria yang akrab disapa Yuri.

Yuri membenarkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ikut bernegosiasi mengenai produksi vaksin COVID-19. Tetapi, AstraZeneca, kata dia, tetap pada keputusan kontrak tersebut. 

Dia menjelaskan keputusan itu sudah tegas diambil oleh pemerintah dengan tidak membayar uang muka yang jatuh tempo pada Selasa, 20 Oktober 2020.

Baca Juga: Indonesia Batal Beli Vaksin COVID-19 dari AstraZeneca, Kenapa?

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya