Strategi Pemerintah Tingkatkan Anggaran R&D 2019

Anggaran R&D jadi sorotan setelah cuit bos Bukalapak

Jakarta, IDN Times - Cuitan bos Bukalapak Achmad Zaky soal presiden baru terkait isu Research and Development 2019 (R&D) ramai di Twitter. Dalam cuitan klarifikasi berikutnya, Zaky memberikan apresiasi terhadap netizen yang membahas isu R and D atau Penelitian dan Pengembangan (Litbang).

“Kalau ga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju perang di inovasi. Negara miskin masuk di perang harga,” kata Zaky lewat akun Twitternya, @AchmadZaky, Jumat (15/2) kemarin.

Kini netizen pun bertanya-tanya tentang angka R&D Indonesia. Berapa posisi angka spending R&D terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekarang?

Baca Juga: Strategi Bappenas Tingkatkan Kualitas Pekerja Hadapi Bonus Demografi 

1. Dibanding 2013, PDB Indonesia meningkat pada 2018

Strategi Pemerintah Tingkatkan Anggaran R&D 2019IDN Times/Uni Lubis

Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut, anggaran untuk R&D pada 2018 kemarin estimasinya 0,25 persen terhadap PDB Indonesia. Jumlah ini meningkat dibanding 2013 yang pasti 0,1 persen.

“Target kita lima tahun ke depan 2024 akan meningkat jadi 0,75 persen dan di tahun 2045 harapannya sudah pada tataran 1,5 persen terhadap PDB,” ucap Bambang kepada IDN Times di sesi pertemuan alumni Eisenhower Fellow Indonesia, Jl Denpasar, Jakarta, Sabtu (16/2).

2. Tiga cara meningkatkan anggaran R&D terhadap PDB

Strategi Pemerintah Tingkatkan Anggaran R&D 2019IDN Times/Uni Lubis

Lebih lanjut, Bambang memaparkan tiga cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan persentase anggaran R&D terhadap PDB.

Pertama adalah meningkatkan alokasi APBN untuk R&D. Kedua, perlunya dana abadi yang difokuskan hanya untuk pengembangan research and development khususnya untuk mendorong inovasi, yang akhirnya bisa menjadi produk yang komersial.

"Dan ketiga adalah peran serta swasta, di mana kita berharap perusahaan swasta di Indonesia bisa mengembangkan research and development-nya di Indonesia, termasuk tentunya investor asing yang punya aktivitas di regional Asia Tenggara, bisa menjadikan Indonesia sebagai markas dari pengembangan atau kegiatan R&D-nya,” Papar Bambang.

3. Di banyak negara, R&D sebagian besar didanai swasta

Strategi Pemerintah Tingkatkan Anggaran R&D 2019IDN Times/Uni Lubis

Berdasarkan pantauannya, kata Bambang, di banyak negara terutama negara maju, R&D itu sebagian besar didanai swasta untuk kepentingan bisnis mereka.

"Jadi memang kita harus mendorong swasta di Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya itu berbasis kepada R&D, mungkin dia tidak di R-nya tapi di D-nya, paling tidak. Tapi kalau ada D itu pasti butuh R, gak mungkin kita bisa bikin produk development, kalau tidak ada basis dari basic research-nya atau apply research-nya," jelas Bambang.

4. Ingin melibatkan swasta untuk mendorong peningkatan anggaran R&D

Karena itulah, ujar Bambang, pemerintah Indonesia saat ini ingin melibatkan swasta untuk mendorong peningkatan anggaran R&D agar bisa mencapai 1,5 - 2 persen terhadap PDB.

"Sebagai syarat kita bisa menyusul negara maju adalah melibatkan swasta. Dan melibatkan swasta ini juga kita arahkan apa yang kira-kira jadi perhubungan kita. Sementara yang kita identifikasi ini kemaritiman, biodiversity, material science sama studi kebencanaan," papar Bambang.

Baca Juga: 3 Hal yang Bisa Dilakukan Millennials untuk Indonesia Menurut Bappenas

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya