Tempe Tahu Langka, Bareskrim Telusuri Dugaan Penimbunan Kedelai

Harga kedelai meroket, perajin tahu tempe mogok kerja

Jakarta, IDN Times - Bareskrim Polri menyelidiki dugaan penimbunan kedelai pascakenaikan harga kedelai nasional. Penimbunan kedelai dan dugaan permainan harga oleh spekulan itu diduga mengakibatkan kelangkaan kedelai.

Penyelidikan dilakukan oleh tim Satgas Pangan Polri di sejumlah wilayah di Indonesia. Kabareskrim Polri Komjen Pol. Listyo Sigit bersama Kasatgas Pangan Polri Brigjen Helmy Santika menyatakan telah melakukan pemeriksaan di sejumlah gudang importir dan distributor kedelai di wilayah Cikupa, Cengkareng dan Bekasi.

"Satgas juga telah menginstruksikan satgas kewilayahan di tiap Polda untuk melakukan pengecekan harga, ketersediaan kedelai serta sentra-sentra pengolahan khususnya UMKM yang memproduksi tempe dan tahu," kata Komjen Listyo Sigit dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/1/2021).

1. Polri kantongi data dugaan penimbunan kedelai

Tempe Tahu Langka, Bareskrim Telusuri Dugaan Penimbunan KedelaiPekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Kelurahan Bojongsari, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (30/12/2020) (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Kasatgas Pangan Polri Brigjen Helmy Santika menambahkan, Polri telah memiliki data dan analisa ketersediaan serta kebutuhan kedelai secara nasional.

"Kami telah koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan sejumlah pihak lain untuk menelusuri dugaan adanya penimbunan dan permainan harga kedelai yang melonjak sejak beberapa hari lalu," kata Helmy.

Helmy juga menyebutkan bahwa perkembangan global di masa pandemik COVID-19 turut mempengaruhi harga kedelai di pasar dunia.

"Berdasarkan data FAO, pada Desember 2020 ada kenaikan harga kedelai di pasar global sebesar 6 persen dari harga awal 435 dolar AS menjadi 461 dolar AS per ton," ujar Helmy.

Baca Juga: 5 Ribu Produsen dan Pedagang Tahu Tempe di Jakarta Mogok Produksi

2. Harga kedelai mengalami kenaikan di awal 2021

Tempe Tahu Langka, Bareskrim Telusuri Dugaan Penimbunan KedelaiPerajin tempe mencetak tempe di tempat produksi, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/1/2021). Naiknya harga kedelai dari harga Rp7.000 per kilogram menjadi Rp9.300 per kilogram memaksa sejumlah perajin tempe menyiasatinya dengan menaikkan harga jual tempe (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Awal tahun 2021, harga kedelai mengalami kenaikan. Kenaikan harga kedelai itu membuat sejumlah perajin tahu tempe mogok produksi selama tiga hari. Pasokan tahu dan tempe menghilang di pasaran selama 1-3 Januari.

Harga kedelai saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kilogram

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengklaim telah menurunkan tim untuk mencari sumber masalah mogok produksi oleh produsen tahu tempe. Pemerintah menjamin pasokan kedelai akan segera stabil.

3. Biaya angkut dan transportasi jadi salah satu faktor tingginya harga kedelai

Tempe Tahu Langka, Bareskrim Telusuri Dugaan Penimbunan KedelaiPekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dari Rp.6.750 menjadi Rp.9.100 per kilogram (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyebutkan naiknya biaya angkut dan transportasi turut menjadi faktor yang menyebabkan melonjaknya harga kedelai di pasar dunia.

"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan. Waktu transportasi impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama 3 minggu menjadi lebih lama yaitu 6 hingga 9 minggu," kata Suwandi dikutip ANTARA, Selasa (5/01/2021).

Baca Juga: Tahu Tempe Langka, Mentan Genjot Produksi Kedelai dalam 200 Hari

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya