Gunung Anak Krakatau Siaga, PVMBG: Kecil Potensi Tsunami

Warga tetap dilarang mendekat

Jakarta, IDN Times - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai saat ini kecil kemungkinan terjadi tsunami yang dipicu aktivitas Gunung Anak Krakatau.

“Saat ini erupsi Anak Krakatau potensi tsunaminya sangat kecil dan itu hanya bisa terjadi apabila ada reaktifasi sesar di Selat Sunda,” kata Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo di Kementrian ESDM, Gambir, Jakarta, Sabtu (29/12).

1. Letusan akan bertipe Surtseyan

Gunung Anak Krakatau Siaga, PVMBG: Kecil Potensi TsunamiIDN Times/Irfan Fathurohman

Dengan sisa volume tubuh Gunung Anak Krakatau yang diperkirakan hanya sekitar 40-70 juta meter persegi, Purbo mengatakan potensinya kecil untuk terjadinya longsoran besar.

Letusan akan bertipe Surtseyan karena kawah Gunung Anak Krakatau posisinya dekat dengan permukaan laut, sehingga magma yang keluar bersetuhan dengan air laut.

“Letusan Surtseyan posisi di permukaan sehingga potensinya sangat kecil untuk memicu tsunami,” kata Purbo.

Baca Juga: Sempat Terdengar Letusan, Begini Kondisi Gunung Anak Krakatau Saat Ini

2. Status Gunung Anak Krakatau masih level siaga

Gunung Anak Krakatau Siaga, PVMBG: Kecil Potensi TsunamiANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras.

Meski kecil kemungkinan terjadinya tsunami susulan, kata Purbo, status Gunung Anak Krakatau masih berstatus Level III (Siaga). Sehingga, dianjurkan untuk kepada warga untuk tidak beraktivitas di sekitar gunung tersebut.

"Sehubungan dengan status Level III (Siaga) tersebut, direkomendasikan kepada masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 Km dari kawah, menyiapkan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu," tandasnya.

3. Suara dentuman juga hilang

Gunung Anak Krakatau Siaga, PVMBG: Kecil Potensi TsunamiANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras.

Lebih lanjut, Purbo mengatakan suara dentuman dari aktivitas Gunung Anak Krakatau sejak Jumat siang sudah tidak terdengar lagi, dan letusan bersifat impulsif (hembusan).

“Jadi yang kemarin kita bisa hitung suara dentuman bisa 14 kali per menit, sekarang itu gak ada (dentuman),” ucap Purbo.

Baca Juga: Gempa 7,1 SR Terjang Kepulauan Talaud

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya