Rockefeller Foundation, Organisasi yang Dituding Ciptakan COVID-19

“ID” dari “COVID” merupakan singkatan dari Identity Digital

Jakarta IDN Times - Rockefeller Foundation menjadi sebuah nama yang kerap disebut-sebut lagi di media sosial, karena konspirasi COVID-19.

Perusahan ini pun menjadi pembahasan lagi, karena opini Komisaris Jenderal Drs Dharma Pongrekun, seorang mantan Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri.

Apa itu Rockefeller Foundation? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: 19 Warga Sipil Tewas dalam Serangan di Kongo

1. Konspirasi COVID-19 dari Dharma Pongrekun

Rockefeller Foundation, Organisasi yang Dituding Ciptakan COVID-19unsplash.com

Menurut Dharma, COVID-19 sudah direncanakan sejak 2010 oleh perusahaan Rockefeller Foundation, saat diwawancarai di sebuah acara podcast oleh Dr Richard Lee di kanal YouTube-nya. 

“Sudah direncanakan 2010, oleh Rockefeller Foundation dan disimulasikan 2012, lalu dimainkan untuk 2020 di Indonesia, tapi kalau di luar sudah disosialisasikan 2019,” ujar dia. 

Dharma mengatakan pencetusan COVID-19 mempunyai tujuan untuk mempercepat digitalisasi. Ia mengkonklusikan bagian “ID” dari kata “COVID” merupakan singkatan dari Identity Digital. 

“Oh itu cocokmologi, itu cocokmologi, lihat aja time will tell,” imbuhnya.

Ia pun menambahkan orang-orang sains tidak mempunyai kemampuan menarik konklusi saat tidak mempunyai bukti, data, dan jurnal. Berbeda dengan orang yang mempunyai kemampuan spiritual. 

“Udang di balik batu, sains hanya melihat batunya karena konsep sains hanya berbicara data empirik,” ucap Dharma. 

2. Apa itu Rockefeller Foundation?

Rockefeller Foundation, Organisasi yang Dituding Ciptakan COVID-19Rockefeller Senior dan Junior 1913 (rockefellerfoundation.org)

Satu-satunya perusahaan yang sama dengan nama tuduhan Dharma Pongrekun saat menelusuri internet, adalah The Rockefeller Foundation dari Amerika Serikat. 

Melansir dari situs resminya dan ragam sumber lain, The Rockefeller Foundation merupakan perusahaan asli Amerika Serikat yang didirikan John D. Rockefeller, putranya John D. Rockefeller Junior, dan penasihat mereka, Fredrick Taylor Gates pada 1913. 

Sebelum, Rockefeller Foundation, John D. Rockefeller juga merupakan salah satu pendiri perusahaan minyak oli besar bernama Standard Oil. Oleh karena itu, John D. Rockefeller merupakan salah satu elite-elite besar Amerika Serikat yang memegang kekayaan besar cukup untuk keturunannya pada abad-abad selanjutnya.

Perusahaan Rockefeller Foundation sendiri merupakan kegiatan filantropi dari John, namanya pun jika diterjemahkan menjadi yayasan Rockefeller. 

Situs resmi mereka pun menyatakan yayasannya mempunyai misi untuk mempromosikan kesejahteraan di sekitar dunia dengan menerobos perbatasan yang melimitasi siapa yang bisa sehat, berdaya, bernutrisi, sejahtera, aman, dan bebas. 

Dalam upaya mencapai visi dan misi tersebut, yayasan dan mitra mereka rela bertaruh dan mengubah secara baik kesehatan publik dunia, agrikultural, dan sistem energi yang dapat diperbarui untuk memperbaiki kehidupan miliaran masyarakat.

Sekarang, yayasan Rockefeller mempunyai fokus terhadap perubahan iklim yang menurut mereka mengancam semua masyarakat dan perkembangan dunia. Perubahan iklim pun akan terus memburuk di setiap masa yang akan datang tanpa perubahan.

Secara kepemimpinan, Yayasan Rockefeller mempunyai Dr. Rajiv J. Shav sebagai presiden perusahaan. Adapun ragam bidang kepemimpinan lainnya seperti Ashvin Dayal (Senior Vice President), Deepali Khanna (Vice President), Eileen O’Connor (Senior Vice President, Strategic Communication Policy), Elizabeth Yee (Executive Vice President), Erica Guyer (General Counsel and Corporate secretary), Maria Kozloski (Senior Vice President, Innovative Finance), Mike Muldoon (Chief of Staff), Natalye Paquin (Chief Operating Officer), Naveen Rao, MD, FACP (Senior Vice President, Roy Steiner (Senior Vice President), William Asiko (Vice President), dan Zia Khan (Senior Vice President, Chief).

Baca Juga: 6 Pemain yang Cetak Gol Pertama Bundesliga 2023/2024 pada Pekan 19

3. Cek fakta pernyataan Dharma Pongrekun

Rockefeller Foundation, Organisasi yang Dituding Ciptakan COVID-19ilustrasi COVID-19 (pexels.com/Edward Jenner)

Sebelum pernyataan Dharma, pada 2020 di puncak viralitas pandemik sebuah postingan Facebook ramai, dengan interaksi yang menyatakan David Rockefeller sebagai pendiri Rockefeller Foundation merupakan pencipta COVID-19.

Namun, pada 2021 postingan tersebut telah dinyatakan resmi sebagai disinformasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). 

Berdasarkan Kominfo, postingan Facebook tersebut menuduh David Rockefeller sebagai penyebab COVID-19 dan SARS-CoV-2. Tidak hanya itu, dinyatakan juga ia mempunyai mesin pencetak uang yang dapat memengaruhi dunia farmasi, media, dan lembaga-lembaga dunia seperti Perserikatan Bangsa-bansa (PBB), Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan Bank Dunia.

Postingan Facebook itu, selain mempunyai ragam kesalahan secara informasi seperti peran David Rockefeller sebagai pendiri Rockefeller Foundation, dokumen yang dijadikan bukti yang bernama “Scenarios for the Future of Technology and International Development,” bukan sebuah operasi untuk merencanakan pandemik COVID-19 pada 2020. Melainkan berisi hipotesis masalah global masa depan, salah satunya adalah pandemik.

Hipotesis pandemik global juga bukanlah sesuatu yang asing secara global, Bill Gates yang menjadi pembicara acara TED pada 2015, juga mengatakan salah satu hal yang dapat menjadi masalah besar dunia adalah pandemik. 

“Jika ada apapun yang dapat membunuh 10 juta manusia di beberapa dekade ke depan, lebih memungkinkan (yang membunuh) virus dengan penularan tinggi dibanding perang,” ujar Bill.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya