Salawat Asyghil, Sejarah dan Kegunaannya

Salawat Asyghil bergema sambut Anies-Muhaimin di Tegal

Jakarta IDN Times - Pasangan capres dan cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN) disambut salawat Asyghil, saat berkampanye akbar di Lapangan Pendawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa, 30 Januari 2024.

Dilansir dari NU online, salawat Asyghil sering digunakan sebagai pujian di berbagai acara istigasah atau doa bersama, dan dibaca umat muslim di tempat ibadah seperti musala, masjid, dan majelis taklim. 

Apa itu salawat Asyghil, dan apa kegunaan dan sejarahnya? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Anies Salat Magrib dan Pimpin Salawat di Masjid Agung Binjai

1. Bacaan salawat Asyghil

Salawat Asyghil, Sejarah dan KegunaannyaIlustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Bunyi salawat Asyghil adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ

وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ وَعلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين

Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammadin, Wa Asyghili Dzalimin bi Dzalimin
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammadin, Wa Asyghili Dzalimin bi Dzalimin
Wa Akhrij-na min Bainihim Saalimin, wa Ala Aalihi wa shahbihi Ajmain

Artinya:

“Ya Allah, berikanlah salawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang zalim agar dijahatkan orang zalim lainnya, selamatkan kami dari kejahatan mereka. Dan berikanlah salawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.”

2. Sejarah salawat Asyghil

Salawat Asyghil, Sejarah dan KegunaannyaIlustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan sejarah Islam, salawat Asyghil diciptakan Imam Ja’far Ash-Shadiq yang merupakan keturunan kelima dari Nabi Muhammad SAW menurut Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Peterongan.

Berada pada masa ilmu pengobatan, geografi, astronomi, kimia, dan sastra mulai berkembang dan diminati, salawat Asyghil mulai diketahui pada saat kaum muslimin mengalami situasi darurat politik.

Imam Ja’far Ash-Shadiq pun berpandangan bahwa kekacauaan politik jangan sampai mengganggu proses perkembangan ilmu pengetahuan dan pelestarian. 

Sementara, Jurnal Studi Hadis Nusantara halaman 134-148 menjelaskan, Imam Ja’far Ash-Shadiq membaca salawat Asyghil secara rutin dengan jamaahnya saat berdoa qunut subuh. 

Imam Ja’far Ash-Shadiq menciptakan salawat Asyghil saat berdoa untuk orang-orang yang menzalimi dan mempersekusinya, yakni Bani Umyyah yang dipimpin Yazid bin Muawiyyah.

Selain itu, wali besar Habib Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Aqil bin Muhammad bin Abdullah bin Umar Al-Hinduan al-Baalawi, di Hadramaut, Masyayikh Yaman, juga selalu membaca salawat Asyghil. 

Terkenal dengan nama Habib Ahman bin Umar Al-Hinduan, ia tumbuh dewasa di Tarim Yaman, dan sering ke India untuk berdakwah. Pada 1122 Hijriyah, ia wafat dan dimakamkan di tempat ia tumbuh besar.

Ia sempat menulis kitab Al-Kawakibul Mudhiah fi Ash-Shalati Ala Khairil Bariyyah atau dalam bahasa Indonesia bermakna “Gemintang Gemerlap dalam Bersalawat kepada Sebaik-baiknya Kebaikan Rasulullah”. Penulisan tentang salawat Asyghil dapat ditemukan di kitab tersebut. 

Di Nusantara, salawat Asyghil dipopulerkan oleh ulama-ulama moderat.

Baca Juga: Salawat Iringi Detik-Detik Pengumuman Mahfud Jadi Cawapres Ganjar

3. Manfaat salawat Asyghil

Salawat Asyghil, Sejarah dan KegunaannyaIlustrasi kisah nabi (IDN Times/Aditya Pratama)

Kata “أَشْغِل” atau Asyghili dapat diterjemahkan ke bahasa Indonesia yang berarti “sibuk”. Selaras dengan apa yang didoakan Imam Ja’far Ash-Shadiq yang berdoa untuk orang-orang zalim, agar sibuk dengan yang berzalim sendiri. 

Selain itu, kata “الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ” atau Wa asyghili dzalimin bi dzalimin berarti “selamatkan kami dari kejahatan mereka. Dan berikanlah salawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliu,” dilatar belakangi dari Imam Jafar Ash-Shadiq yang banyak incaran orang zalim. Ia juga memohon pertolongan agar lepas dari masalah politik. 

Oleh karena itu, salawat Asyghil bertujuan sebagai permohonan salawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Tidak hanya itu, salawat ini juga menjadi permintaan kepada Allah SWT agar kaum Islam diselamatkan dari kejahatan dari orang zalim. 

Salawat Asyghil juga kerap disebut salawat abib Ahmad bin Umar al-Hinduan Ba’alawy. Menurut Prof. K.H. Ali Yafie, sebutan lain salawat Asyghili adalah salawat Daliman, salawat Salimin, dan salawat Sibuk.

4. Puncak resepsi 1 abad Nahdlatul Ulama

Salawat Asyghil, Sejarah dan KegunaannyaIlustrasi - Ribuan anggota muslimat Nahdlatul Ulama (NU) memenuhi acara Zikir, Doa, dan Sawalat menyambut Harlah ke-101 NU dan Harlah ke-78 Muslimat NU untuk Kemaslahatan Indonesia di SUGBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024). (IDNTimes/Margith Juita Damanik)

Salawat Asyghil juga sempat menjadi perhatian masyarakat, setelah dibawakan empat vokalis cilik pada puncak resepsi 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur, pada Februari 2023. 

Suara empat vokalis cilik ini diharmonisasi dengan paduan suara dari UIN Sunan Ampel Surabaya, dan diiringi orkestra pimpinan maestro ternama Addie MS. 

Selain ribuan warga nahdliyin, Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga hadir dalam acara ini.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

https://www.youtube.com/embed/FgUvFMFBp0U

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya