Kota Surabaya kembali menjadi nominasi dalam ajang lomba kota terbersih se-Asia Tenggara bertajuk ASEAN Clean Tourist City 2017. Dalam ajang ini Surabaya harus bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia sebelum nanti berkompetisi melawan kota unggulan dari negara-negara tetangga.
Melihat hal ini, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan bahwa daerahnya memiliki beberapa keunggulan.
Kepada wartawan Risma mengatakan bahwa tak memiliki banyak waktu untuk bersiap. "Kita gak dikasih tahu mana yang dinilai. Dia (tim penilai) muter-muter sendiri," ujarnya di Balai Kota Jumat (20/10). Risma menyadari adanya persaingan ketat jika Surabaya berlomba di tingkat ASEAN. Pesaing utama menurutnya adalah Singapura yang memiliki sistem dan sumber dana yang jauh lebih baik.
Menurut Risma, penilaian pada ajang seperti ini umumnya sangat detail. Dia mengatakan, beberapa poin yang akan dinilai biasanya meliputi penggunaan air minum bersama hingga penggunaan kemasan plastik yang terkontrol.
Meski begitu, dia mengaku tetap optimistis. Menurutnya, salah satu keunggulan Surabaya adalah green line alias jalur sepeda yang ada di jalan protokol kota Surabaya. "Ini sangat berbeda dengan negara lain, di Surabaya kan sangat masif. Mungkin itu yang jadi keunggulan kita," ujarnya.
Seperti diketahui, tim penilai dari Kementerian Pariwisata bersama dengan ASEAN Clean Tourist City telah mengunjungi taman flora, kampung lawas, kawasan jembatan merah, dan beberapa titik lain di kota Surabaya. Mereka juga mengapresiasi keberhasilan Pemkot Surabaya dalam membuat penghijauan di jalan utama serta penataan kawasan pedestrian yang rapi.