Jakarta, IDN Times - Di tengah aktivitas penambangan nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, nama Ahmad Fahrur Rozi ikut menjadi sorotan. Ketua PWNU Jawa Timur itu tercatat ikut menjabat komisaris salah satu perusahaan yang menambang nikel di Pulau Gag itu yakni PT Gag Nikel. Di susunan komisaris PT Gag Nikel itu juga tercantum nama Lana Saria yang pernah menjabat Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Ditjen Minerba di era Menteri ESDM, Arifin Tasrif.
Organisasi keagamaan yang dipimpin oleh Gus Fahrur ikut disoroti oleh publik. Apalagi PBNU menyatakan bersedia untuk menerima Izin Usaha Penambangan Khusus (IUPK) pada 2024 lalu dari Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.
Ketika dikonfirmasi, Gus Fahrur membenarkan ia merupakan salah satu jajaran komisaris PT Gag Nikel. Meski begitu, ia mengaku jabatannya sebagai komisaris tidak ada sangkut pautnya dengan PBNU.
"Ini (posisi) pribadi dan tidak mewakili PBNU," ujar Gus Fahrur ketika dikonfirmasi pada Selasa (10/6/2025).
Ia pun menanggapi viralnya kampanye #SaveRajaAmpat yang diinisiasi oleh organisasi Greenpeace Indonesia. Menurut Gus Fahrur, kampanye yang menampilkan keindahan Piaynemo berdampingan dengan foto dan video tambang nikel di Pulau Gag, dinilai telah menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Seolah-olah lokasi tambang berada di kawasan wisata.
Ia menambahkan lokasi aktivitas tambang nikel PT Gag Nikel berada di Pulau Gag, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Piaynemo. Izin eksplorasi di Pulau Gag, kata Gus Fahrur, sudah berlaku sejak 1998 dan ditetapkan sebagai IUP sejak 2017.
"Pulau Gag bukanlah destinasi wisata. Ini adalah wilayah dengan izin usaha pertambangan (IUP) resmi yang dikelola oleh PT Gag Nikel," tutur dia.