Jakarta, IDN Times - Penyanyi pop sekaligus dokter spesialis bedah plastik, Tompi, menjadi saksi dalam sidang kasus berita hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet hari ini, Selasa (23/4). Tompi mengaku tak kenal secara personal dengan Ratna.
"Sejak kapannya gak tahu persis, ketemu ngobrol belum pernah. Kenalnya pas berseliweran di medsos, baca postingan-postingan dan kiprah dia. Saya tahu dari tweet Fadli Zon (terkait pemukulan Ratna Sarumpaet)," kata Tompi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Setelah membaca tweet Fadli Zon terkait pemukulan Ratna Sarumpaet, Tompi lantas menawarkan bantuan. Sebagai seorang profesional bedah plastik, ia bersedia menolong Ratna. Ia pun mengirimkan pesan pendek pada artis Glenn Fredly yang dirasa cukup dekat dengan keluarga Ratna.
"Saya WA Glenn Fredly, saya coba tanyain 'benar gak Ratna dipukul? Bilangin gua mau bantuin for free'. Tapi gak ada reply, jadi berhenti di situ. Saya khawatir kalau itu pemukulan. Saat itu gak ada kecurigaan kalau itu bukan pemukulan," ungkap Tompi.
Saat sore menjelang magrib, lanjut Tompi, ia melihat foto close up Ratna Sarumpaet saat ia sedang bersama Glenn Fredly, Mahfud MD, dan Najwa Shihab.
"Saya bilang 'bukan dipukul deh, ini gak sesuai sama kronologis Fadli Zon. Sehari-hari biasa operasi orang, ini tipikal gambaran bengkak memar, menunjukkan tipikal operasi bedah plastik'. Saya yakin saat ada foto rambut diikat, itu biasa semacam treatment. Rambut diikat supaya gak kotor," lanjutnya.
Tompi melanjutkan, kecurigaan ketiga muncul saat melihat foto background rumah sakit tempat Ratna dioperasi. Hal itu sama dengan foto pembanding yang beredar di medsos oleh dokter plastik lain.
"Malamnya jam sebelas saya tweet 'Ini bukan pemukulan. Ini operasi bedah plastik. Demikian," kata Tompi.
Tompi tahu bahwa rumah sakit itu adalah RS Bedah Bina Estetika. Ia juga mengenal dokter-dokter di tempat itu.
"Saya gak pernah mention RS-nya. Saya gak punya kepentingan juga sih," kata Tompi.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Argo Yuwono mengatakan, Ratna Sarumpaet terancam hukuman 15 tahun penjara.
Ratna telah mengajukan permohonan kepada Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan untuk menjadi tahanan kota. Terkait hal itu, lanjut Argo, keputusan permohonan tahanan kota merupakan wewenang dari pengadilan.
"Tahanan kota Ratna itu sekarang wewenang hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," jelas Argo, Selasa (2/4).
Polda Metro Jaya menangkap Ratna Sarumpaet di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Kamis malam, 4 Oktober 2018, atas dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks.
Ratna disangkakan dengan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 46 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 28 juncto Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).