Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi guna membahas percepatan sejumlah proyek infrastruktur transportasi di Jakarta pada Senin (29/9). (dok. beritajakarta.id)
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan bahwa konsep TOD Dukuh Atas proyek jembatan donat ini meniru jembatan pejalan kaki lingkaran di Kota Yokohama, Jepang, yang dinamakan Shinkou Circle-Walk.
"Kita lakukan pada saat itu benchmarking ke Yokohama. Yang bentuknya adalah donut bridge," tutur dia.
Nantinya, jembatan cincin itu akan dibangun untuk menghubungkan empat kuadran di kawasan Dukuh atas, yakni landmark Sudirman, Transport Hub, BNI City, dan UOB. Dengan menghubungkan empat bangunan itu, maka kemacetan akan berkurang drastis.
“Jadi, kita lakukan itu untuk bisa menghubungkan empat kuadran, sehingga ini bisa memecah kemacetan yang ada di Dukuh Atas. Traffic yang kita perkirakan itu sekitar 70 ribu rider, 70 ribu mobilitas yang ada di situ setiap hari,” ujarnya.
Di tengah rencana besar itu, setiap hari ribuan warga lebih dulu merasakan denyut mobilitas kawasan Dukuh Atas. Salah satunya Fajar Andita Putra (38), karyawan swasta yang setiap pagi berangkat dari rumahnya di Pondok Gede, Bekasi menuju kantornya di kawasan SCBD dengan LRT Jabodebek dan MRT Jakarta.
“Kalau cuaca bagus sih enak, tapi kalau hujan ya repot. Jarak dari MRT ke LRT lumayan jauh, kalau maksa jalan bisa basah kuyup,” ucapnya.
Bagi Fajar, transportasi publik sudah menjadi pilihan utama karena lebih efisien dibanding kendaraan pribadi. Namun, ketika cuaca tak bersahabat, perjalanan pulang bisa berubah jadi perjuangan kecil. Rencana pembangunan TOD Dukuh Atas memberi harapan besar baginya.
“Kalau nanti sudah jadi, gak perlu nunggu hujan lagi. Tinggal jalan aja dari MRT ke LRT, gak kehujanan dan lebih aman. Itu bakal bantu banget buat orang kayak saya,” ujarnya. (WEB)