6 Karya Seni Rupa Kontemporer Dipamerkan di 'Serupa Bunyi' IGF 2018

Diciptakan oleh 5 perupa tanah air nih!

Dalam rangkaian acara International Gamelan Festival (IGF) 2018 di Solo, Jawa Tengah, salah satu yang tak boleh luput dari perhatian adalah karya seni kontemporer bertema gamelan yang dipamerkan di pameran bertajuk Serupa Bunyi.

Pameran ini fokus pada karya seni kontemporer yang menempatkan gamelan sebagai sumber penciptaannya.

Pameran yang berlangsung di Taman Budaya Jawa Tengah pada 10-15 Agustus 2018 ini berusaha menunjukkan dinamika keindahan antara seni tradisional yakni gamelan dengan karya seni rupa kontemporer sehingga keduanya saling betautan satu sama lain.

Yuk intip 6 karya seni kontemporer hasil karya lima perupa tanah air berikut ini!

1. Harmony in Diversity - Edwin Raharjo

6 Karya Seni Rupa Kontemporer Dipamerkan di 'Serupa Bunyi' IGF 2018Dok. Pribadi

Karya seni yang menjadi buah ide fotografer Edwin Raharjo ini berawal dari kesadaran akan kurangnya minat anak muda pada karya seni bangsa seperti tarian dan musik tradisional. Begitu pula saat alat gamelan tampak dimainkan 'seadanya' di lobi hotel kota-kota besar di Indonesia sehingga terkesan hanya sebagai pelengkap.

Di sinilah inspirasi dari gamelan dan wayang kulit dimunculkan dalam karya kinetik "Harmony in Diversity". Dikemas secara modern dan kontemporer, karya ini tak hanya mendengungkan bunyi baru, namun juga pendar cahaya dalam instalasi yang pas.

Berkat dukungan teknologi yang tinggi, kita akan mendengarkan irama musik gamelan sambil melihat alat musik tersebut memainkan dirinya sendiri. Keren deh!

2. Gamelan Pamor - Hajar Satoto

6 Karya Seni Rupa Kontemporer Dipamerkan di 'Serupa Bunyi' IGF 2018Dok. Pribadi

Gamelan Pamor, begitulah Alm. Hajar Satoto menamai garapan seninya ini. Bukan tanpa pasal, seluruh perangkat gamelan digarap ulang dengan besi berpamor. Di sekujur bilahnya, terdapat pamor/motif yang diukir secara detail.

Di sini, Hajar membuktikan bahwa di samping mengeksporsi aspek rupa dalam bentuk pamor, ia juga menimbang bunyi yang dihasilkan.

Gak heran cara membuatnya pun membutuhkan tahapan yang tidak mudah. Di antaranya memilih material yang tepat agar bisa menghasilkan pamor yang estetik, menimbang bunyi yang dihasilkan, dan juga merakitnya kembali sebagaimana bentuk gamelan pada umumnya.

3. Delapan Benih Suara - Hanafi

6 Karya Seni Rupa Kontemporer Dipamerkan di 'Serupa Bunyi' IGF 2018Dok. Pribadi

Delapan lukisan hasil karya Hanafi berjejer dalam pameran Serupa Bunyi. Karya berjudul metaforis '8 Benih Suara' ini memiliki satu lukisan yang berukuran lebih besar dibandingkan lukisan lain. Dalam lukisan keempat tersebut, terdapat seorang pria Jawa yang berperan sebagai konduktor orkestrasi.

Delapan Benih Suara diambil dari ajaran kepemimpinan Jawa "Hasta Brata" yang bermakna 8 sifat utama pemimpin. Delapan sifat tersebut dilambangkan dalam 8 unsur alam yakni bumi, matahari, api, samudera, langit, angin, bulan, dan bintang.

4. Shock Therapy for Global Political Leaders - Heri Dono

6 Karya Seni Rupa Kontemporer Dipamerkan di 'Serupa Bunyi' IGF 2018Dok. Pribadi

Dalam karya yang dipamerkan Heri Dono adalah bentuk kritis dari peran 10 figur pemimpin dunia seperti Mohammed bin Salman, Donald Thrump, Vladimir Putin, Kim Jong Un, Angela Markel, Xi Jin Oing, Benyamin Netanyahu, Recep Tayyip Erdogan, Emmanuel Marcon, dan Nicolas Maduro.

Posisi menggantung terbalik di bawah kolong kursi merah dimaksudkan bahwa mereka sedang terjungkal akibat nafsu kekuasaan. Gong di atasnya melambangkan terapi agar bisa menumbuhkan kesadaran mereka akan kemanusiaan.

5. Gamelan Goro-Goro - Heri Dono

6 Karya Seni Rupa Kontemporer Dipamerkan di 'Serupa Bunyi' IGF 2018Dok. Pribadi

Masih dengan hasil karya Heri Dono, karya yang dinamakan Gamelan Goro-Goro ini mengartikan situasi bumi gonjang-ganjing, langit gemerlapan, kilat menyambar, hujan angin di musim yang salah sebagai isyarat bahwa ada yang tidak beres dalam kehidupan semesta.

Ide-ide Heri Dono sering bertolak dari situasi chaos seperti ketidaktertiban sosial, disharmoni dalam relasi sosial, situasi penuh krasak-krusuk, gosip, dusta, yang menggoyahkan kekerabatan.

Instalasi Gamelan Goro-Goro menghasilkan buni yang menarasikan situasi krasak-krusuk. Elemen air yang mengalir dibaca sebagai ujung peristiwa goro-goro yakni terkuaknya kebusukan dan menghasilkan tatanan dunia baru yang teratur dan tertib.

6. Gamelan Toa - Nindityo Adipurnomo

6 Karya Seni Rupa Kontemporer Dipamerkan di 'Serupa Bunyi' IGF 2018Dok. Pribadi

Dalam pameran ini, Nindityo mengajak para penonton berinteraksi dengan karyanya dengan cara berlutut, memasukkan, dan menyembunyikan wajahnya kedalam lubang-lubang wajah batu toa.

Batu toa sendiri menyiratkan primitif di masa prasejarah, ketika manusi hanya memiliki itu sebagai teknologi yang kemudian dihubungkan dengan situasi saat ini di mana teknologi informasi melaju dengan pesat.

Prosesi memasukkan wajah ke dalam lubang sendiri ditujukan agar penonton mendapatkan pengalaman menjauhkan diri dari riuhnya orkestrasi hidup yang ada dalam fragmen komik di bendera batik. Di sini, sejumlah 14 bendera batik dengan aneka corak menggambarkan isu global yang terjadi di dunia.

jcnd Photo Verified Writer jcnd

thalitajacinda.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya