Geliat Jasa Pengamanan di Jakarta Saat Pandemik COVID-19

Banyak perusahaan jasa pengamanan tumbang

Jakarta, IDN Times - Erik merasakan banyak hal yang berbeda dalam melaksanakan tugasnya sebagai sekuriti. Pandemik COVID-19 serta adanya pembatasan memaksa seluruh karyawan di tempatnya bertugas melakukan work form home (WFH).

Sunyi, tentu dirasakan Erik saat menjaga gedung kantor tempatnya bertugas. Ia mengaku ada tugasnya yang berkurang, namun ada yang bertambah.

Tugas sekuriti, ia menjelaskan, bukan hanya soal mengamankan gedung dan aset kantor. Ada juga tugas untuk memberikan pelayanan kepada karyawan kantor tempat bertugas.

"Untuk pelayanan berkurang, sedangkan tugas rutin pengamanan lebih ditingkatkan karena suasana yang sepi, kantor kosong," kata Erik kepada IDN Times, Selasa (23/3/2021).

Ya, maklum saja, Erik dan kawan-kawannya sesama sekuriti tetap harus menjaga aset kantor meski tidak ada aktivitas di sana.

Baca Juga: Kenalan Yuk Sama Jasa Pengamanan Pesepeda, Jaga Gowes

1. Terapkan protokol kesehatan demi mencegah virus corona

Geliat Jasa Pengamanan di Jakarta Saat Pandemik COVID-19Ilustrasi hand sanitizer. IDN Times/Hana Adi Perdana

Erik bukan karyawan dari kantor yang dijaganya. Ia berasama kawan-kawan sekuriti berasal dari perusahaan yang menjajakan jasa pengamanan.

Meski begitu, ia mengikuti aturan yang ditetapkan kantor tempatnya bertugas. Termasuk soal protokol kesehatan selama pandemik virus corona.

"Aturan khusus berlaku, dari mulai datang ke kantor harus mandi dan ganti baju, penggunaan hand sanitizer,memakai masker, sampai jaga jarak. Di kantor juga diadakan swab rutin," kata dia.

Masalah protokol kesehatan ini memang menjadi konsen penjaja jasa pengamanan. Seperti diungkapkan CEO My Guard Indonesia, Bayu Dani.

"Kalau (satpam kami) yang ditugaskan di hotel atau tempat biasa, itu kami ikuti policy tempat itu saja," kata Bayu.

Baca Juga: Kisah Elsa Maharrani Ajak Ibu-ibu Menjahit Hingga Omzet Ratusan Juta

2. Pengurangan jumlah personel karena pandemik

Geliat Jasa Pengamanan di Jakarta Saat Pandemik COVID-19Mal di Jakarta kembali dibuka pada 15 Juni 2020 (IDN Times/Athif Aiman)

Bayu sudah menekuni usaha jasa pengamanan selama 20 tahun lebih. Ia menawarkan konsep keamanan, mulai dari personel, alat dan teknologi, serta manajemen pengamanan.

Klien dari My Guard Indonesia rata-rata adalah hotel dan resort, jarang perkantoran dan rumah pribadi. Dampak adanya pandemik COVID-19 ini dirasakan oleh Bayu.

"Jadi ada, kita pengurangan (personel pengamanan), tapi tidak sampai seperempat." kata Bayu.

Dengan adanya pengurangan itu, padahal ada aset klien yang harus tetap dijaga, Bayu pun mengakalinya dengan mengubah jam kerja personelnya. Sebelumnya, yang terbagi menjadi tiga shift dengan jam kerja delapan jam, diubah menjadi dua shift dengan jam kerja 12 jam.

"Kalau saya tidak terbatas hanya, kalau saya kan jual konsep sekuriti, jadi ya masih bisa subsidi silang. Dengan ada pengurangan di manpower, kita masih jual konsep," ucapnya.

3. Banyak usaha jasa pengamanan tumbang

Geliat Jasa Pengamanan di Jakarta Saat Pandemik COVID-19IDN Times/Vanny El Rahman

Ketua Bidang Hukum dan Advokasi DPP Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia (ABUJAPI), Ganda Panjaitan, tak memungkiri banyak personel pengamanan yang dirumahkan. Apalagi satpam yang bertugas di tempat wisata atau hiburan.

"Yang jelas efisiensinya dari yang tutup total, misal karaoke, kebugaran dan lain sebagainya itu. Memang gak total langsung satpamnya dihentikan, ada yang akhirnya jaga lokasi satu atau dua orang, dari yang tadinya 12 orang," kata Ganda kepada IDN Times.

Kelabu usaha jasa pengamanan juga tampak dari data keanggotaan di ABUJAPI. Setiap tahun, untuk Jakarta, bisa sekitar 900 badan usaha yang menjadi anggota ABUJAPI.

Akan tetapi, pada periode Maret 2020 hingga Maret 2021, ABUJAPI mencatat hanya tersisa 500an anggota badan usaha.

"Di Jakarta itu ada 800 sampai 900 BUJP (badan usaha jasa pengamanan). Nah yang didata kami itu hari ini hanya 500 yang perpanjangan (keanggotaan), berarti terjadi penurunan banyak," ungkapnya.

Menurutnya, anggota yang tidak mendaftar ulang biasanya merupakan badan usaha kelas menengah ke bawah. Sementara, menurut Ganda, badan usaha menengah ke atas relatif stabil saat pandemik COVID-19 ini.

4. Berharap ada vaksinasi COVID-19 untuk satpam

Geliat Jasa Pengamanan di Jakarta Saat Pandemik COVID-19Ilustrasi vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/Jojon

Terkait vaksinasi COVID-19 yang tengah digencarkan pemerintah, Ganda dan rekan-rekannya di asosiasi pun memiliki harapan. Ia berharap para personel satpam bisa mendapatkan vaksin virus corona,

Ia mengaku telah mengajukan permohonan ke pihak dinas kesehatan dan kepolisian, karena satpam merupakan mitra polisi.

"Kita Februari lalu, kita mohon kepada kepolisian khususnya baharkam dan dinas kesehatan untuk vaksin bagi satpam," ucap Ganda.

"Karena satpam itu yang terdepan, bawa thermogun, hand sanitizer, dia rentan untuk terkena. Sampai hari ini belum ada jawaban untuk anggota satpam. Kita harapkan ada pertimbangan untuk vaksin satpam," imbuh dia.

Baca Juga: Kisah Rio, Kena PHK saat Jadi Satpam Kini Supervisor 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya