Jakarta, IDN Times - Pengamat politik, Ray Rangkuti memprediksi perombakan kabinet alias reshuffle yang baru saja dilakukan Presiden Joko "Jokowi" Widodo bukanlah yang terakhir. Dia menilai bakal ada lagi reshuffle jelang masa berakhirnya jabatan presiden di 2024 mendatang.
Mengenai reshuffle yang dilakukan Jokowi pada 2022 ini, Ray menyebut hasilnya di luar dugaan, baik dari sosok yang dipilih maupun komposisi barunya.
Awalnya, kata dia, banyak yang menduga reshuffle dilakukan berdasarkan penilaian kerja. Namun sebaliknya, reshuffle justru dilakukan lantaran mempertimbangkan kepentingan politis.
"Jika awalnya banyak di antara kita menduga reshuffle karena kinerja, ternyata jawaban atas reshuffle malah politik. Sulit menjelaskan bahwa komposisi anggota kabinet lengkap dengan wamennya bukan bagian dari akomodasi politik," ujar Ray Rangkuti kepada IDN Times, Kamis (16/6/2022).
Oleh sebab itu dia meragukan, susunanan kabinet terbaru ini akan dapat memenuhi tantangan presiden. Terlebih mendekati pilpres dia memprediksi akan banyak anggota kabinet dari parpol yang sibuk dengan pemenangan pemilu.
"Suasana seperti itu bahkan sudah sangat terasa sejak sekarang. Saya kira, dengan formulasi anggota kabinet yang didominasi wakil parpol akan dapat menimbulkan persoalan tersendiri dalam hal kordinasi dan pelibatan tugas kementerian," ujar Ray Rangkuti.
Oleh sebab itu, dia menduga bahwa reshuffle kabinet pada 2022 ini bukanlah yang terakhir. Ke depan bakal ada menteri dari parpol yang dicopot karena sibuk mengurus kampanye jelang 2024.
"Kala musim kampanye pemilu 2024 akan tiba, kemungkinan akan ada menteri yang harus diganti karena sibuk dengan urusan kampanye. Artinya, presiden menyia-nyiakan waktu untuk dapat mencapai dan mewujudkan visi misinya," tutur dia.