Jakarta, IDN Times - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo atas atensi yang diberikan kepada istrinya, Ani Yudhoyono, yang tengah jatuh sakit.
Ungkapan terima kasih SBY tersebut disampaikan melalui sebuah rekaman video yang berdurasi hampir lima menit itu.
SBY mengungkapkan saat ini istrinya tengah menderita kanker darah, sehingga harus menjalani perawatan intensif di National University Hospital, Singapura. Ia bersyukur pemerintah juga telah mengirimkan Kepala RSPAD Mayjen TNI Terawan untuk merawat Ani Yudhoyono.
"Pada kesempatan ini juga saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Presiden Jokowi dan pemerintah, utamanya tim dokter kepresidenan atas perhatian dan bantuan yang diberikan dalam pengobatan Ibu Ani," ujar SBY dalam keterangan video yang diterima oleh IDN Times, Rabu (13/2).
Selain itu, SBY juga sampaikan rasa terima kasih kepada semua tokoh dan masyarakat Indonesia yang telah mendoakan kesembuhan istri tercintanya.
"Saya juga menyampaikan terima kasih atas ucapan doa kesembuhan kepada Ibu Ani yang disampaikan oleh para sahabat di tanah air, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, termasuk yang melalui media sosial," jelasnya.
Tak lupa, SBY juga meminta doa kepada masyarakat Indonesia agar dia sekeluarga, dan juga Ani Yudhoyono dapat kuat menjalani cobaan.
"Saya mohon doa dari para sahabat agar Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan takdir dan kuasanya, memberikan kesembuhan kepada istri tercinta, Ibu Ani atau Kristiani Herawati binti Sarwo Edi Wibowo agar Ibu Ani dapat kembali menjalankan kegiatan sehari-harinyanya di tanah air," ucap SBY.
Sebelumnya, SBY memberikan pernyataan bahwa Ani Yudhoyono menderita kanker darah.
"Dengan rasa prihatin saya sampaikan Ibu Ani mengalami blood cancer atau kanker darah," kata SBY di dalam rekaman videonya yang diterima IDN Times, Rabu (13/2).
Karena kondisinya yang cukup serius itu, SBY pun mengatakan bahwa Ani harus menjalani perawatan yang intensif. Untuk kesembuhan mantan ibu negara itu.
"Dan karena harus menjalani pengobatan dan perawatan yang intensif di National University Hospital, Singapore," lanjutnya.