Jokowi Ngebakso Bareng Prabowo, Anies: Semoga Baksonya Enak

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan ikut berkomentar soal Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang kembali makan bersama dengan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. Santap bersama itu terjadi pada Senin siang (29/1/2024) usai Prabowo meresmikan Graha Utama di Akademi Militer Magelang.
Keduanya lalu santap bakso di sebuah warung di pinggir jalan. Gestur itu kemudian dipersepsikan oleh publik sebagai sikap dukungan nyata dari Jokowi kepada paslon nomor urut 2.
Anies pun berharap bakso yang dihidangkan enak rasanya. "Mudah-mudahan baksonya enak," ujar Anies di Jakarta Utara pada Senin (29/1/2024).
Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak terlalu memusingkan apakah pemilu bakal berlangsung satu atau dua putaran. Ia hanya fokus untuk menjangkau masyarakat seluas-luasnya.
"Kami ingin menyampaikan rencana, pesan dan harapan, karena itu lah yang ingin kami kerjakan. Jadi, kalau diperhatikan, fokus kami adalah perubahan. Bagi masyarakat silakan diperhatikan mana (capres) yang memiliki fokus perubahan pada rakyat kebanyakan, mana yang sekedar membicarakan kekuasaan. Kami justru fokus pada rakyat kebanyakan," kata dia.
Apa kata Bawaslu soal Jokowi yang santap bakso dengan Prabowo di Magelang kemarin?
1. Bawaslu sebut sulit untuk awasi pejabat negara yang diduga untungkan paslon tertentu
Sementara, ketika dikonfirmasi kepada Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rahmat Bagja, pihaknya mengaku sulit mengawasi atau menindak pejabat negara yang diduga menguntungkan paslon tertentu melalui simbol atau persepsi.
"Dalam hukum itu agak susah, simbol-simbol itu (diawasi)," ujar Rahmat di Jakarta pada Senin kemarin.
Menurutnya, secara hukum, aksi Jokowi itu mesti dinilai secara matang, apakah betul menguntungkan atau merugikan bagi Prabowo. Pasalnya, bila hanya persepsi kegiatan makan bersama itu menguntungkan Prabowo, sulit untuk ditindak.
"Memang susah (menindak tindakan yang dianggap memunculkan persepsi menguntungkan). Makanya hukumnya agak susah. Makanya itu masalah etik, etis atau tidak. Perkara etik bukan di Bawaslu," katanya lagi.