Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D dalam Ngobrol Seru: 100 Hari Pandemik Global (Tangkap Layar YouTube IDN Times)
Di dalam forum itu, Pandu juga menyebut herd immunity baru bisa diterapkan bila sudah ditemukan vaksin COVID-19. Tetapi, konsep vaksin itu sendiri yakni sengaja menginfeksi orang lain dengan kuman atau bakteri yang sudah dilemahkan, sehingga diharapkan bisa muncul kekebalan tubuh.
"Untuk bisa mencapai herd immunity itu lebih dari 80 persen penduduk harus berhasil divaksinasi dan berhasil menimbulkan reaksi imunitas. Baru sekitar 10 persen penduduk yang tidak punya imun akan terlindung oleh sebagian besar yang punya imunitas," kata Pandu.
Ia pun sempat meledek, bisa saja konsep herd immunity dibuat oleh orang yang sesungguhnya juga sedang sekarat karena terinfeksi COVID-19. Ia mencontohkan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson yang sempat mewacanakan konsep itu kemudian malah terpapar COVID-19.
"Lalu, ketika dalam kondisi kritis, dia lupa tuh bahwa dia sendiri yang menyebabkan dirinya terinfeksi," ungkapnya lagi.
Pandu berharap Indonesia juga tak perlu meniru Swedia yang juga ramai disebut-sebut menerapkan herd immunity. Sebab, bila itu yang terjadi maka dikhawatirkan rumah sakit di Indonesia tak akan sanggup merawat pasien COVID-19.