Jusuf Kalla, Pengusaha yang Sukses Menjadi Wakil Presiden RI

JK lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada 15 Mei 1942. Nama lengkapnya adalah Muhammad Jusuf Kalla. Ayah JK dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki usaha Kalla Group. JK sendiri adalah anak kedua dari 12 bersaudara. Ia menghabiskan masa kecilnya di Makassar, hingga JK memilih Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar sebagai tempatnya mencari ilmu di perguruan tinggi. 

Jiwa sosial dan organisasi JK rupanya sudah mulai tumbuh sejak ia berada di bangku sekolah. Saat menjadi siswa, JK sudah aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII). Ketika di perguruan tinggi, JK juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai ketua pada tahun 1965-1966 dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).

Selain itu, JK pun sudah pernah menyandang jabatan sebagai Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin di tahun 1965-1966.

JK kemudian menikah dengan Mufidah Jusuf Kalla. Pasangan ini dikaruniai 5 orang anak, yaitu Solihin Kalla, Chairani Kalla, Imelda Kalla, Muchlisa Kalla, dan Muswira Kalla.

Jk menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1967. Dan setelah lulus kuliah, JK mulai melanjutkan bisnis ayahnya dan diangkat sebagai CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinan JK, bisnis NV Hadji Kalla meningkat cukup pesat. Bermula dari perusahaan ekspor-impor, NV Hadji Kalla berkembang pesat menjadi perusahaan yang bergerak di banyak sektor misalnya konstruksi, kendaraan, real estate, transportasi dan lain-lain.

Tak ingin berhenti sampai di situ, JK kembali menuntut ilmu di Prancis untik melanjutkan pendidikannya. Ia mengambil The European Institute of Business Administration Fountainebleu sebagai tempatnya menuntut ilmu.

Setelah menjelejahi dunia usaha, JK pun mulai tertarik masuk dunia politik. Karier politik JK dimulai saat ia terpilih menjadi Ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara pada tahun 1965-1968. Dan dari situlah JK kemudian terpilih menjadi Anggota DPRD Sulawesi Selatan dari partai Golkar tahun 1967-1968.

Selanjutnya, di tahun 1982, JK melanjutkan karier politik sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Fraksi Golkar. Dan ia memegang jabatan tersebut hingga tahun 1999.

Tak berhenti sampa di situ, JK sempat memegang jabatan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada tahun 1999-2000. Dan di tahun 2001 hingga 2004, JK dipilih oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat atau Menkokesra.

Karier politik JK rupanya melesat cukup pesat. Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, JK mencalonkan diri sebagai wakil presiden untuk mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dan pencalonan dirinya berhasil, hingga pasangan SBY-JK terpilih untuk periode 2004-2009. Dan pada saat itu, JK juga dipercaya menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Setelah menjabat selama 5 tahun mendampingi SBY, JK mencoba "peruntungannya" dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dan didampingi oleh Wiranto. Namun, sayangnya JK tidak berhasil menduduki kursi RI 1 saat itu.

Meski ia pernah gagal di Pemilu 2009, JK kembali dipercaya untuk mengikuti kontestasi Pilpres. Ia maju lagi pada Pilpres 2014 sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi. Kali ini, ia kembali sukses dan diberika kepercayaan untuk kembali memimpin Indonesia bersama Presiden Jokowi.

Selain diskusi, IDN Times juga meluncurkan Indonesia Millennial Report 2019 di IMS 2019.  Survei ini dikerjakan bersama oleh IDN Research Institute bekerjasama dengan Alvara Research Center.  Melalui survei yang melibatkan 1400-an responden di 12 kota ini, IDN Times menggali aspirasi dan DNA millennial Indonesia. Simak hasilnya di IMS 2019, dan ikuti perkembangannya di situs kami ya.

Kamu tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam IMS 2019? Klik situs ims.idntimes.com untuk mendapatkan tiketnya. Buruan, tiket terbatas!